SULTRANEWS-Bencana kekeringan terus terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara. Bahkan, hingga hingga dipenghujung November 2015 tak ada tanda-tanda kemarau akan berakhir. Kondisi ini membuat petani kian merana, dimana areal persawahan dan kebun palawija petani terus dilanda kekeringan.
Seperti yang terjadi areal persawahan petani di Kelurahan Labibia, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, irigasi yang selama ini mengairi persawahan telah mengering, membuat lahan persawahan petani seluas 10 hektar kering kerontang dan tak dapat lagi ditanami padi.
![]() |
Areal persawahan di labibia yang kering kerontang. foto: SULTRANEWS |
Dalam Peristiwa El Nino kuat seolah menjadikan Sulawesi Tenggara menjadi daerah yang paling parah dilanda cuaca ekstrem, diperkirakan bertambah kuat lagi sampai akhir tahun ini, demikian keterangan terkini dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).
WMO menyatakan puncak dari rata-rata temperatur air permukaan air tiga-bulan di daerah tropis di bagian tengah-timut Samudra Pasifik akan melebihi dua derajat Celsius di atas normal, sehingga peristiwa El Nino termasuk tiga yang paling kuat sejak 1950.
Sebelumnya, peristiwa El Nino mencapai puncaknya pada penghujung tahun kalender, dengan kekuatan maksimal antara Oktober dan Januari tahun berikutnya. Peristiwa itu seringkali berlangsung terus sampai sebagian besar dari kuartal pertama tahun tahun tersebut sebelum mereda.
![]() |
Saluran irigasi yang membagi air ke persawahan yang telah mengering. foto: SULTRANEWS |
Kemarau parah dan banjir yang memporak-porandakan yang dialami di seluruh wilayah tropis dan sub-tropis memiliki tanda El Nino ini, yang paling kuat dalam lebih dari 15 tahun," kata Sekretaris Jenderal WMO Michel Jarraud, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
WMO menyiarkan keterangan terkininya pada malam menjelang konferensi internasional El Nino di New York, AS. Konferensi itu bertujuan meningkatkan pengertian ilmiah mengenai peristiwa tersebut serta dampaknya, dan membantu meningkatkan keuletan pada kejuatan sosial-ekonomi global yang diperkirakan berkaitan dengan El Nino.
"Pemahaman ilmiah kita mengenai El Nino telah meningkat besar dalam beberapa tahun belakangan. Namun, peristiwa ini tersebar di wilayah tak tercatat. Planet kita telah berubaha secara dramatis akibat perubahan iklim, kencederungan global ke arah samudra global yang lebih hangat, hilangnya es Laut Kutub Utara dan di lebih dari satu juta kilometer persegi lapisan salju musim panas di belaham Bumi utara," kata Jarraud.
Ia memperingatkan, "Jadi, peristiwa El Nino yang terjadi secara alamiah ini dan perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia bisa berinteraksi dan saling mengubah dengan cara yang tak pernah kita alami sebelumnya.". SN/ ANTARA
WMO menyiarkan keterangan terkininya pada malam menjelang konferensi internasional El Nino di New York, AS. Konferensi itu bertujuan meningkatkan pengertian ilmiah mengenai peristiwa tersebut serta dampaknya, dan membantu meningkatkan keuletan pada kejuatan sosial-ekonomi global yang diperkirakan berkaitan dengan El Nino.
"Pemahaman ilmiah kita mengenai El Nino telah meningkat besar dalam beberapa tahun belakangan. Namun, peristiwa ini tersebar di wilayah tak tercatat. Planet kita telah berubaha secara dramatis akibat perubahan iklim, kencederungan global ke arah samudra global yang lebih hangat, hilangnya es Laut Kutub Utara dan di lebih dari satu juta kilometer persegi lapisan salju musim panas di belaham Bumi utara," kata Jarraud.
Ia memperingatkan, "Jadi, peristiwa El Nino yang terjadi secara alamiah ini dan perubahan iklim yang disebabkan oleh ulah manusia bisa berinteraksi dan saling mengubah dengan cara yang tak pernah kita alami sebelumnya.". SN/ ANTARA