![]() |
Ilustrasi |
Ia merinci bantuan tersebut disalurkan setiap tahunnya, yakni tahun 2014 dianggarkan Rp100 juta, kemudian tahun 2015 sebanyak Rp300 juta dan tahun 2016 mendatang kembali dianggarkan Rp300 juta. "Ini bagian dari upaya kita membantu menangani HIV/Aids di daerah ini," katanya.
Sementara itu, berdasarkan Data Komisi Penanggulangan HIV/Aids (KPA) Kota Kendari menyebutkan, hingga Oktober 2015 kasus HIV/Aids di Kendari mencapai 37 kasus.
Menurut Maryam ini merupakan tantangan besar bagi pemerintah dan semua elemen masyarakat untuk menyelamatkan generasi dari bahaya ataupun penyebab penyakit berbahaya itu. Dan untuk menghindari penularan penyakit mematikan itu, hal utama yang harus dihindari adalah penyalahgunaan narkoba serta pergaulan bebas dengan bergonta ganti pasangan.
"Sebagai ibu kota provinsi yang merupakan pusat pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka menarik minat orang berkunjung ke Kota Kendari, sementara orang yang datang tersebut kita tidak mengetahui apakah mereka sehat atau tidak. Kalau mereka sudah terjangkit HIV/Aids maka berpotensi menularkan kepada warga Kendari," ujarnya. ANT/SN