Quantcast
Channel: Sultranews.com | Situs Berita Sulawesi Tenggara
Viewing all 221 articles
Browse latest View live

Polres Konawe Bekuk Dua Pelaku Jambret

$
0
0

Dua pelaku jambret yang dibekuk polisi di Unaaha. foto: YJ
SULTRANEWS-Aparat polres Konawe meringkus dua pelaku jambret yang selama ini meresahkan warga. Dua pelaku masing-masing Herman (18 tahun) dan Anrei (19 tahun) ditangkap usai melakukan aksinya menjamret seorang perempuan bernama Sri Wahyuni (18 tahun), Sabtu, 29/10/16, pukul 20.00 Wita di Kelurahan Lalosabila, Kecamatan Wawotobi, Kabupaten Konawe, depan kampus Unilaki) Konawe. 

Kronologis bermula saat Sri Wahyuni yang juga mahasiswi Unilaki melintas di depan kampus menuju arah ke unaaha. Tiba-tiba korban dihampiri dua orang berboncengan dengan menggunakan motor dan langsung mengambil HP korban yang diletakan bagasi depan mtor korban.,kemudian pelaku melarikan diri menuju arah Kelurahan Parauna. 

Atas kejadian tersebut korban melaporkan ke polres Konawe, Setelah mendapat keterangan lengkap dari keterangan korban, polisi gabungan personil intel dan penjagaan dipimpin Ka. SPK III Ipda Reginal Yuniawan S.S.Tr.K langsung menuju tempat tinggal pelaku di Kelurahan Tuoy, Kecamatan Unaaha, dan langsung mengamankan pelaku ke Polres Konawe. Dari tangan pelaku diamankan barang bukti , berupa HP merek samsung warna Silver dan Motor dengan No. Pol DT 2515 OB.Pelaku dan barang bukti diamankan di Mapolres konawe guna pengusutan lebih lanjut.YJ

Oknum Mahasiswa Jadi Pengedar Sabu

$
0
0
Polisi memperlihatkan barang bukti sabu yang diedarkan oknum mahasiswa. foto: YJ

SULTRANEWS- Oknum Mahasiswa satu ini tak patuit ditiru. RS (21 tahun) yang kuliah di sebuah perguruan tinggi negeri di Kendari bersama rekannya IR yang berprofesi sebagai tukang jahit,harus berurusan dengan polisi. Keduanya ditangkap Subdit 1 Narkoba Polda Sultra pada minggu dini hari (30/10), setelah kedapatan,menyimpan dan membawa 15 paket narkoba jenis sabu atau seberat 21 gram.
Kepala Sub Direktorat 1 Reserse Narkoba Polda Sultra,AKBP Sarira mengatakan Kedua pelaku ditangkap setelah sebelumnya dilakukan penyidikan karena diduga sebagai pengedar sabu untuk wilayah Kendari.
Kedua pelaku ditangkap dirumah salah seorang pelaku di lorong firdaus kelurahan Bende kecamatan Kadia. Saat penangkapan kedua pelaku tengah membagi sabu dalam paket untuk kemudian diedarkan.
"Satu paket kecil sabu,dijual pelaku seharga Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta," Kata AKBP Sarira.
Subdit 1 Reserse Narkoba Polda Sultra masih mengembangkan kasus itu,guna mengungkap pelaku yang memasok sabu kepada kedua pelaku.
" Kami masih memburu pelaku yang memasok barang haram kepada kedua pelaku,dan identitasnya sudah kami ketahui,dan dia berdomisili di Makassar," Ujar Kasubdit 1 Reserse Narkoba Polda Sultra.
Barang bukti  sabu yang disita polisi dari tangan tersangka. foto: YJ
Sementara itu,Salah seorang pelaku yang berprofesi sebagai mahasiswa semester 9 di perguruan tinggi negeri di kendari RS mengaku,dirinya baru kali ini mengedarkan sabu,guna menutupi biaya kuliah. 

"Hasil dari penjualan sabu,selain untuk membiayai kuliah juga dipakai berfoya-foya bersama rekan-rekan sesama mahasiswa," Kata RS.
Ditambahkan RS dirinya baru pertama kali berbisnis sabu setelah diajak oleh pelaku IR karena iming-iming bonus yang diperoleh lebih besar,jika berhasil menjual sabu per paket.
Guna mempertanggung jawabkan perbuatannya kini kedua pelaku harus mendekam dalam sel tahanan Mapolda Sultra,dan dijerat UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 4 tahun penjara. YJ

Warga Bangun Wahana Refleksi Injak Batu Terpanjang di Indonesia

$
0
0



Jalan desa yang telah dirabat dan di tengahnya dibuat wahana untuk refleksi pijat kaki menggunakan kerikil putih. foto: YOSHASRUL/RURUHI PROJECT

SULTRANEWS-Pingin relaksasi hingga puas, maka datanglah ke Desa Wisata Namu. Di sana Anda akan merasakan pijatan yang dijamin membuat Anda ketagihan. Ya, warga membangun wahana refleksi injak batu terpanjang di dunia. Pembangunan pusat relaksasi ini berlangsung selama dua bulan, oleh warga dilakukan dengan bergotong royong. Memanfaatkan anggaran dana desa maka pemerintah desa dan warga sepakat membangun wahana refleksi pijatan kaki ini dengan menghubungkan antara dusun di desa tersebut. Batu yang dipiih pun kerikil berukuran kecil sehingga dalam membuat nyaman saat diijak. Ukuran panjang wahana mencapai kurang lebih 1 kilometer membentang dari dusun satu hingga ke ujung dusun dua Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Melakukan pijat kaku bertujuan agar menyehatkan kaki mengacu pada titik-titik meridian akupunktur.

Jalan desa dirabat dan di tengahnya dibuat wahana untuk refleksi pijat kaki menggunakan kerikil putih. foto: YOSHASRUL/RURUHI PROJECT
Kepala Desa Namu, Yuddin mengaku membangun pusat refleksi karena terinspirasi dengan hasil perjalanan ke sejumlah lokasi wisata di Pula Jawa. “Satu saat saya datang ke Jogyakarta di sana saya banyak melihat fasilitas pembangunan wisata, salah satunya pijat kaki berbahan kerikil,”kata Yuddin.

Saat pulang ke desanya, Yuddin yang sudah dua periode menjabat sebagai Kades Namu tersebut pun membangun pusat pijat akupuntar berbahan batu kerikil.

“Bersama warga Kami membangun pusat refleksi ini agar nantinya dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke desa kami ini,”harapnya.

Seperti diketahui k aki adalah anggota badan mampu bekerja keras menopang beban berat. kelelahan dan ketegangan sering terjadi, oleh karena itu diperlukan refleksi kaki yang mampu meningkatkan sirkulasi darah, meningkatkan metabolisme, meningkatkan keseimbangan hormon, membuang toksin dari tubuh, menghilangkan kelelahan dan lain-lain.

Berjalan di atas batu kerikil itu ternyata menyehatkan. Selain mampu menyembuhkan reumatik, baik juga bagi peredaran darah dan pernafasan.Namun tak jarang juga anak-anak muda memanfaatkanya, terutama kaum hawa dengan alasaan mempercantik kulit wajah.

Batu kerikil yang diinjak secara otomatis mengenai titik-titik akupuntur di telapak kaki. Titik-titik ini berhubungan dengan kelancaran aliran darah. Jika terapi ini dilakukan secara terus-menerus maka titik akupuntur yang mengalami penekanan ini merangsang aliran darah yang tersumbat akibat timbunan lemak dan kotoran. Penekanan ini juga akan mengoptimalisasikan fungsi ginjal sehingga system pembuangan kotoran dari dalam tubuh dan air seni semakin lancar. Jika demikian, maka zat dan nutrisi yang diperlukan tubuh dapat tersalurkan dengan baik, termasuk kebagian kulit. Inilah yang membuat kulit terlihat lebih cerah dan halus, serta bebas dari kerutan halus dan jerawat.
T
erapi batu paling efektif untuk menghilangkan stres, depresi, relaksasi umum tubuh. Pada tubuh manusia sensitif zona dan titik-titik akupresur, yang mempengaruhi batu yang dapat untuk menyembuhkan penyakit tertentu, termasuk yang berhubungan dengan gangguan neurologis. Berjalan di atas batu kerikil tanpa alas kaki sama seperti melakukan refleksi kaki dan memiliki efek terapi. tabib Cina percaya bahwa ada enam saluran utama dan 66 akupoin pada kaki manusia yang mampu menstimulasi organ-organ tubuh yaitu: kepala, kelenjar, tiroid, paru-paru, jantung, hati, limpa, pankreas, ginjal, usus, kandung kemih dan organ reproduksi.

10 Manfaat Refleksi Injak Batu Bagi Kesehatan
Refleksi injak batu sudah dikenalkan sejak 6000 tahun lalu di negara China. Refleksi injak batu sering dilakukan oleh orang-orangtua karena dipercaya bisa memperlancar sirkulasi darah. Refleksi ini bisa dilakukan sesering mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal. Refleksi batu injak bisa saja dilakukan tanpa harus pergi ke tempat refleksi. Pada dasarnya, anda hanya perlu bertelanjang kaki dan berjalan di atas batu-batu khusus di jalanan. Cara kerja refleksi ini adalah dengan menekan titik-titik pada telapak kaki yang berhubungan langsung dengan saraf-saraf di sistem kerja tubuh kita. Bahkan seorang ahli akupuntur, Hembing, mengatakan bahwa refleksi injak kaki ini tidak memiliki efek samping selama kita melakukannya sesuai petunjuk.

Berikut ini adalah berbagai manfaat yang bisa diberikan dari refleksi injak batu :

1. Membuang racun dari tubuh
Pada saat aliran darah anda lancar dari manfaat refleksi injak batu, segala penyumbatan seperti lemak dan racun-racun akan dikeluarkan lewat darah. Darah yang penuh toksin itu akan dikeluarkan melalui air seni atau keringat. Selain itu, penekanan pada titik akupun di daerah saraf menuju hati akan merangsang hati menghasilkan empedu untuk menangkal segala racun yang mengendap atau mencegah racun masuk karena daya tahan tubuh yang diperkuat oleh sel-sel darah putih dan manfaat antioksidan lainnya.
Manfaat detoksifikasi lainnya, juga diperoleh dari :
2. Memperlancar sirkulasi darah
Setiap penekanan yang terjadi pada titik saraf-saraf dari telapak kaki merangsang aliran darah untuk mengalir lebih cepat dan menghancurkan penyumbat pembuluh darah seperti lemak jenuh atau kolesterol. Semakin sering terjadi penekanan di bawah, maka aliran darah akan semakin cepat dan menembus segala penyumbatan. Hal ini tentu disarankan bagi para penderita penyakit untuk sering melakukan refleksi injak batu agar sirkulasi darah menjadi lebih lancar.
3. Mencegah penyakitat
Refleksi injak batu memberikan sengatan bioelektrik untuk memperlancar aliran darah. Hal ini tidak diragukan lagi. Jika sirkulasi darah lancar dan metabolisme juga bekerja dengan baik, maka penyumbatan-penyumbatan di pembuluh darah penyebab penyakit akan dibabat habis sehingga memungkinkan agar tidak terkena penyakit serius seperti stroke, jantung, kolesterol, diabetes dan sebagainya.
4. Menghilangkan kelelahan
Kelelahan disebabkan oleh aliran darah yang tidak lancar sehingga beberapa bagian tubuh mengalami kebekuan darah dan beberapa organ tidak berfungsi dengan baik. Apalagi yang terjadi pada orangtua adalah darah yang lebih mudah membeku dan fungsi hati yang melemah untuk menghasilkan lebih banyak sel darah merah segar. Titik akupuntur ini membantu anda untuk kembali mencairkan darah yang beku itu, serta merangsang organ hati kembali menghasilkan eritrosit yang membawa manfaat oksigen dari pernapasan. Toksin-toksin akan digantikan dengan kesegaran yang baru dan menghilangkan kelelahan.
Untuk mengatasi kelelahan juga bisa menggunakan :
sponsored links
5. Meningkatkan metabolisme tubuh
Selain memperlancar sirkulasi darah, refleksi injak batu juga bisa meningkatkan metabolisme tubuh. Pada saat berjalan bertelanjang kaki, anda berusaha untuk menyeimbangkan tubuh dan menguatkan kaki saat berjalan di atas batu. Zat-zat dan nutrisi yang diperlukan tubuh akan mengalir dengan lancar lewat darah. Hal semacam ini memicu kerja metabolisme agar bisa menyeimbangkan tubuh dan menguatkan otot-otot di tubuh.
6. Memperlancar ekskresi
Titik-titik di telapak kaki masing-masing memiliki spesifiknya. Saraf-saraf itu menuju berbagai bagian organ seperti otak, jantung, ginjal, hati, dan sebagainya. Pada penekanan di saraf menuju ginjal, batu-batu lonjong ini berperan untuk menekan aliran darah di bagian ginjal dan dengan begitu air seni yang kotor atau membatu dapat ditangani dengan mudah oleh aliran darah yang lancar pembawa oksigen ini. Aliran darah mengeluarkan toksin-toksin dari ginjal Anda sehingga bisa bekerja dengan lebih baik.
7. Menegakkan postur tubuh
Pada saat kita berjalan di atas batu yang tidak rata, kita sedang menyeimbangkan tubuh agar bisa menyesuaikan bentuk kaki dengan permukaan. Setiap kali kita menyeimbangkan tubuh, sebenarnya kita sedang menegakkan tubuh kita yang bungkuk. Sengatan pada kerikil akan mengejutkan kita untuk tetap fokus agar tidak jatuh.
8. Meningkatkan konsentrasi
Sama seperti peranannya menegakkan tubuh kita, pada saat berjalan di atas batu sengatan itu membuat kita terus terjaga dan membuat kita tetap fokus. Jika hal ini sering dilakukan, maka kita akan terus terjaga untuk lebih berkonsentrasi, dan dampak ini terbawa pada aktivitas kita sehari-hari.
9. Memperhalus kulit wajah
Refleksi injak batu sudah lama digunakan oleh bangsa Cina sebagai obat tradisional dan obat kecantikan. Sistem kerjanya adalah dengan memperlancar metabolisme dan dengan aliran darah yang lancar maka tubuh secara otomatis menghilangkan flek-fel hitam atau jerawat di wajah Anda yang disebabkan oleh stress atau penyumbatan pada pembuluh darah menuju wajah.
Solusi untuk kecantikan kulit lainnya, juga bisa diperoleh dari :
10. Membuat tidur menjadi nyenyak
Jika aliran darah kita lancar, metabolisme juga lancar, serta tingkat konsentrasi yang tinggi, maka pikiran kita akan lebih mudah menyusun jadwalnya untuk beraktivitas dan untuk tidur. Jika biasanya kita sering diserang insomnia, dengan refleksi batu ini kita akan terbantu untuk mendapatkan tidur yang nyenyak setiap malam.

Polres Baubau Gagalkan Pengiriman Narkoba Lewat Kapal Feri

$
0
0



SULTRANEWS-Satuan Reserse Narkoba Polres Bau-bau berhasil menggagalkan pengiriman sabu melalui jasa kapal feri kartika III pada Sabtu (29/10), sekitar pukul 19.00 wita. Pelaku atas nama Suparman alias John Camar bin Abd Rahman pria berusia 38 tahun asal Kelurahan Lamangga, Kecamatan Murhum, Kota Bau-Bau. 

Menurut Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto, pria yang berprofesi sebagai sopir tersebut berhasil diamankan setelah Kepolisian Bau-bau mendapatkan laporan dari masyarakat. "Bahwa ada pengiriman sabu lewat kapal feri Kartika III yang dibawah oleh seorang sopir ekspedisi menuju Bau-bau," kata Narto.

 Atas laporan tersebut lanjutnya, Anggota Polres Bau-bau menindaklanjuti dengan melakukan pengintaian terhadap sopir tersebut. "Saat turun dari kapal naik ojek dan mengikuti sampai di jalan limbowito Kecamatan Murhum, sampai saat yang bersangkutan beli rokok di warung," jelasnya. 

Bertempat diwarung tersebut, anggota melakukan penggeledahan dan menemukan empat paket narkoba jenis sabu. Tanpa perlawanan pelaku langsung gelandang menuju Mako Polres Bau-bau, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

 "Sudah diamankan, dan sementara dimintai keterangan asal muasal barang yang dikuasainya tersebut," pungkasnya. Selain mengamankan pelaku Aparat Kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti lainnya yakni 4 sachet berisi kristal bening diduga sabhu, 2 sachet plastik kosong,1 buah hp merk nokia dan 1buah pipet plastik. YJ

Kapolda Sultra Serahkan 21 Unit Mobil dan 243 Unit Komputer

$
0
0
 
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Drs. Agung Sabar Santoso,SH.,MH menyerahkan bantuan Mobil dan beberapa Unit Komputer ke Jajaran Polda,Polres dan Polsek. foto: YJ
SULTRANEWS- Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Drs. Agung Sabar Santoso,SH.,MH pada Pelaksanaan Apel Senin siang (31/10),menyerahkan bantuan Mobil dan beberapa Unit Komputer ke Jajaran Polda,Polres dan Polsek jajaran untuk digunakan dalam kegiatan dinas harian. 

"Komputer, Roda Empat dan Roda Enam yang diserahkan kepada anggota baik Polda,Polres maupun Polsek ini diharapkan mampu digunakan secara baik dan sesuai dengan peruntukannya," ujarnya Kapolda Sultra dalam arahannya. 

Agung juga menekankan kepada Polres dan Polsek jajaran yang mendapatkan kendaraan dinas, untuk tidak memakai kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi, jangan sampai mobil dinas tersebut malah diparkir dirumah pribadi.

 " Parkir dikantor, supaya bisa di gunakan dalam kegiatan Operasional, jangan sampai kalau saya atau pejabat lewat mobilnya diparkir dirumah kapolsek!" ujarnya kepada Kapolsek yang menerima Mobil Double Cabin. Agung mengatakan, 21 unit kendaraan dinas operasional itu terdiri dari 5 Sedan Patroli, 9 Double Cabin, 3 Ambulance dan 4 Truk Box roda 6 yang akan digunakan di Polres dan Polsek jajaran.

 Ia mengharapkan dengan adanya kendaraan dinas yang diserahkannya itu, juga diikuti dengan peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat khususnya patroli. Apalagi anggota yang bertugas, bisa meningkatkan patrolinya baik siang, maupun malam hari. 

"Tingkatkan terus pelayanannya kepada masyarakat dan tingkatkan rasa empatinya masyarakat. Polisi adalah pengayom dan pelindung masyarakat yang harus selalu ada untuk membantu masyarakat," katanya. 

Kapolda dalam sambutannya didepan personil Polda Sultra juga menekankan kepada anggota untuk tidak terlalu mempercayai kepada postingan di media sosial yang mengatasnamakan institusi.

 " Jangan Asal Posting berita, cek dulu kebenarannya karena sebagian besar postingan yang beredar saat ini tidak benar" Pesan Kapolda Sultra.YJ

Polres Konsel Grebek Lokasi Judi Sabung Ayam

$
0
0
 
Sejumlah pelaku yang berhasil diamankan petugas beserta barang bukti hasil judi sabung ayam. foto: YJ
SULTRANEWS-Aparat Polres Konsel menggerebek arena judi  sabung ayam dan dadu di Desa Tombekuku, Kecamatan Basala. Penggerebekan dipimpin langsung Kasat Reskrim Iptu. Ismail SH  bersama KBO Reskrim Ipda Imam Malik Arifin STK, Kanit SPK Ipda Satria Madangkara bersama 5 anggota satreskrim dan 4 anggota satintelkam polres konawe selatan.

 Sebelum menggrebek petugas reskrim  dan intelkam terlebih dulu melakukan  pengawasan di sekitar tempat kejadian perkara, Sabtu (29/10) dan mendapati adanya aktifitas judi.  Setelah mendapatkan informasi akurat, aparat langsung melakukan  pengrebekan dan mengamakan sejumlah pelaku . Aksi penggerebekan sempat membuat para pelaku kocar kacir berlarian dikejar petugas. Namun berhasil diringkus.

 Para pelaku yang ditangkap umumnya berprofesi sebagai petani di wilayah tersebut dan sebagian lainnya merupakan warga asal Kabupaten Konawe dan warga Sulawesi Selatan.

 Adapun barang bukti yang diamankan yakni, 1 set taji sabung ayam, uang tunai Rp. 1.380.000,00, 6 ekor ayam jago dan  3 handphone. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini para pelaku diamankan di Polres Konsel untuk diproses hukum. YJ

Diduga Melakukan Penyuapan Kepala KSOP Kendari Dipolisikan

$
0
0


SULTRANEWS- Sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Koperasi Karya Bahari melaksanakan aksi unjuk rasa menetang keputusan Kepala Kantor Syahbandar kendari yang dinilai merugikan Anggota Koperasi TKBM Pelabuhan Kendari, Senin (31/10).

Aksi unjuk rasa yang dilakukan di Kantor Gubernur Sultra dan Polda Sultra tersebut dengan membawah sejumlah tuntutan. Diantaranya adanya keterlibatan oknum Syahbandar kendari dalam terbentuknya Koperasi TKBM baru bernama Koperasi Tunas Bangsa Mandiri.

Selain itu atas berdirinya TKBM baru tersebut, dijadikan sebagai manufer untuk mencari kepentingan dan keuntungan bagi oknum Syahbandar. "Perlu diketahui Koperasi Karya Bahari adalah koperasi penggati yayasan usaha karya dan berdiri pada tanggal 10 Februari tahun 1990. oleh karenanya dalam skt satu deputi yang mengamantkan bahwa satu pelabuhan hanya terbentuk satu koperasi TKBM.Disini kita melihat ada oknum-oknum Syahbandar dalam hal ini Kepala kantornya yang baru di Kendari melakukan satu manufer karena mencari kepentingan dan keuntungan dibalik berdirinya Koperasi Tunas Bangsa Mandiri," kata Staf Ahli Koperasi TKBM Pelabuhan Kendari, Jumadil Genda.

Menurut Jumadil Genda, Syahbandar sebagai otoritas pelabuhan di Kendari diduga melanggar dan melawan keputusan Dirjen Perhubungan Laut terkait dengan kepengawasan ketenagakerjaaan dan Deputi kelembagaan koperasi yang terkandung didalam pasal 2 ayat 2 tentang Kesyahbandaran. "Koperasi TKBM harus memiliki nama koperasi tenaga kerja bongkar muat pelabuhan setempat," tuturnya.

 Dia menilai Koperasi Tunas Bangsa Mandiri bukanlah koperasi TKBM, dikarenakan adanya oknum baik pejabat tingkat daerah maupun pejabat vertikal seperti syahbandar sebagai otoritas Pelabuhan Kendari yang terlibat dalam terbentuknya tenaga bongkar muat Baru. "Dan TKBM baru tersebut dia back up sepenuhnya untuk melakukan kegiatan bongkar muat, karena ada kepentingannya tadi," jelasnya.

Berdirinya KSU Tunas Bangsa Mandiri melakukan kegiatan kerja bongkar muat di pelabuhan Kendari, membawa dampak bagi anggota TKBM Koperasi Karya Bahari. "Dimana pekerjaan mereka hari ini sesuai dengan gilir-gilir kerja yang yang telah diatur di dalam TKBM pelabuhan kendari, yang mana anggota, selama dua bulan hanya mendapatkan gilir kerja satu kali," katanya.

Selain itu, hadirnya KSU ini juga dapat membuat anggota TKBM yang tergabung dalam Koperasi Karya Bahari terancam pendapatannya menjadi minim dan akan membuat kesenjangan dan kesejahteraan mereka tidak bisa diperjuangkan. Selain itu tuntutan dari sejumlah anggotnya tersebut sesui dokumen dimiliki dan pegang oleh Pengurus TKBM Karya Bahari yaitu dokumen pemalsuan surat, usaha penyuapan.

Ia menjelaskan bahwa penyuapan yang dilakukan oleh Kepala kantor Syahbandar Kendari bermula saat ia mengadakan pertemuan saat itu juga Pengurus TKBM Koperasi Karya Bahari ditawarkan sejumlah uang sebesar RP 10 juta perorangnya.

 "Pengurus TKBM pelabuhan kendari diberikan fee dan itu bentuk penyuapan yang dilakukan oleh Kepala kantor syahbandar Kendari. Disini kita lihat juga ada konsekuensi apa yang dilakukan KSOP ini, kita arahkan karena hukum berdasarkan peraturan per undang-undanganyang ada, baik sesuai hukum administrasi negara serta hukum pidana yang ada." pungkas Pengurus Perwakilan Induk TKBM Pusat itu.

 Di Polda Sultra sejumlah anggota yang tergabung dalam TKBM Koperasi Karya Bahari melaporkan Kepala Syahbandar Kendari atas dugaan Pemalsuan KUHP Pasal 362. Dengan laporan tersebut Jumadil berharap kepada Polda Sultra untuk bersungguh-sungguh menangani permasalahan itu. Kasubdit PID Humas Polda Sultra Kompol Dolfi Kumaseh membenarkan terkait pelaporan yang dibuat oleh masa aksi tersebut. "Sudah melapor ke SPKT Polda Sultra tentang pemalsuan," katanya. YJ

Perempuan Muda Ditemukan Tewas di Kamar Hotel

$
0
0
Korban Mona saat ditemukan tewas di kamar mandi hotel. foto: YJ

SULTRANEWS-Awal November 2016 dihebohkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan muda di kamar salah satu hotel  di Jalan Bandang, Kelurahan Sodohoa, Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari. Saat ditemukan dari mulut perempuan yang diketahui bernama Mona (24 tahun) dan beralamat di Jalan Bunga Kolosua, Kelurahan Kemaraya,  Kecamatan Kendari Barat mengeluarkan darah segar.

Sejumlah saksi mata menyebut, sebelum ditemukan tewas, Senin, 31 Oktober 16 sekitar jam 23.30 wita korban diketahui datang ke penginapan bersama temannya  bernama Ani. Keduanya kemudian masuk ke kamar 10 yang sudah lebih dulu dipesan dua pria masing-masing Suriadi dan Muse. Saat tiba, Suriadi dan Muse tengah minum minuman keras jenis topi bintang.

“Sekitar jam 02.30 wita saya Mona masuk ke kamar 12 untuk beristirahat. Saat pukul 06.30 pagi saya kemudian membangunkan Mona. Saat itu Mona menyuruh Saya mengantar ke kamar mandi dan meminta untuk dipanggilkan ambulans,”kata Ani pada polisi.

Karena panik, Ani kemudian meminta  bantuan Suriadi yang berada di  kamar 10. Saat kembali Ani kaget menemukan Ani sudah terbaring di dalam kmar mandi dalam keadaan mulut mengeluarkan darah. Korban tidak sempat dibawa ke rumah sakit karena sudah tidak bernyawa.

 Bersama resepsionis hotel rekan korban langsung  melaporkan kejadian ke kantor Polsek Kemaraya. Sekitar pukul 08.30, polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara serta membawa membawa jenasah korban ke rumah sakit bhayangkara untuk dilakukan VER. YJ

Pemda,TNI dan Polri Bertemu Bicarakan Situasi Kamtibmas Jelang Pilkada Serentak

$
0
0
Pertemuan antara pemda, TNI dan Polri terkait situasi kamtibmas menjelang pilkada serentak. foto: YJ

SULTRANEWS-Bertempat di Aula pemerintah daerah Kolaka,Selasa (1/11) digelar Tatap Muka Bersama Tiga Pilar antara Pemda,TNI dan Polri. Tujuan digelarnya tatap muka adalah untuk menciptakan soliditas dan sinergitas dalam menunjang situasi Kamtibmas di wilayah Sultra.
Add caption

 Kegiatan ini dihadiri Kapolda Sultra dan Komandan Korem 143 Haluoleo kendari serta unsur muspida kolaka,kolaka timur dan kolaka utara.

Wakil Bupati Kolaka Haji Muhammad Jayadin SE,mengatakan tiga pilar yang ada,baik di kabupaten kolaka,kolaka timur dan kolaka utara senantiasa kompak. Dimana ada kegiatan selalu saling mendukung dan mensuport satu sama lain antar institusi. Hal itu memberi dampak positif bagi pembangunan daerah. 

Khusus untuk situasi Kamtibmas sejauh ini untuk tiga kabupaten yakni kolaka,kolaka timur dan kolaka utara tetap kondusif,tanpa adanya konflik yang memecah persatuan dan kesatuan.

Kapolda Sultra,Brigjend Polisi Agung Sabar Santoso mengatakan pilar bangsa yang ada saat ini adalah Babinsa,Babinkamtibmas dan kepala desa. Mereka adalah ujung tombak dalam menjaga situasi kamtibmas diwilayahnya masing-masing.

Kerukunan antar umat beragama yang sudah terjalin harmonis harus tetap terjaga. Sebagai warga negara hendaknya masyarakat proaktif menjaga situasi kamtibmas di lingkungannya masing -masing dari gangguan dan ancaman orang yang tidak bertanggung jawab. "Para kepala desa,Babinsa dan babinkamtibmas harus jeli melihat orang-orang yang ingin mengacau situasi kamtibmas diwilayahnya," kata Kapolda.

Tidak hanya itu upaya provokasi dari orang-orang tidak bertanggung jawab harus senantiasa diwaspadai,apalagi diketahui banyak kelompok-kelompok atau organisasi yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan utamanya menanamkan paham radikalisme dan terorisme.

Terkait akan diselenggarakannya Pilkada di Kolaka Utara pada februari 2017,Kapolda dan Danrem kembali menegaskan kepada personilnya tetap netral dan tidak memihak kepada salah satu pasangan calon kepala daerah.
Hal itu merupakan arahan dan perintah kedua pimpinan institusi baik Panglima TNI maupun Kapolri. Tidak hanya setiap personil TNI dan Polri harus membuka mata dan telinga atas maraknya aksi provokatif yang bisa memecah rasa nasionalisme dan kedaulatan negara. YJ

Kapolda Sultra Berkunjung ke Kompi Senapan B Yonif 725 Woroagi Kolaka

$
0
0
 
Kapolda Sultra,Brigjen Polisi Agung Sabar Santososaat bertatap muka dengan personil TNI di Kompi B Yonif 725 Woroagi Kolaka. foto: YJ

SULTRANEWS-Kapolda beserta beberapa pejabat utama polda sultra,seperti Karo Ops,Dir intel,Dir Binmas,Dirnarkoba,Danyon A Pelopor Brimob dan Kabid Propam melakukan kunjungan ke Kompi Senapan B Yonif 725 Woroagi Kolaka. Kunjungan yang dilakukan Kapolda Sultra adalah untuk bersilaturahmi dan memberikan pengarahan kepada personil TNI khususnya yang ada di Kompi Senapan B Yonif 725 Woroagi. 

Dalam pengarahannnya,Kapolda Sultra,Brigjen Polisi Agung Sabar Santoso memperingatkan kembali terkait soliditas dan kekompakan sesama anggota TNI-Polri. Hal itu bertujuan agar tidak ada lagi konflik yang terjadi antara personil TNI-Polri. Sejauh ini kekompakan dan sinergitas TNI-Polri diwilayah Sultra sudah cukup baik dan itu harus tetap dipertahankan.

 "Saya bersama Danrem tidak mau lagi dengar ada percekcokan antara personil TNI dan Polri,budaya kekerasan itu harus ditinggalkan,"Tegas Kapolda Sultra.

 Senada dengan Kapolda Sultra,Danrem 143 Haluoleo,Kolonel Infantri Immanuel Ginting mengatakan pihaknya mendukung penuh dan siap membantu tugas Polri dalam memelihara Kamtibmas di wilayah Sultra. TNI dan Polri harus bahu membahu dan senantiasa bekerja sama dalam segala bidang demi terwujudnya keamanan negara yang jauh dari perpecahan dan adu domba. "Bila TNI dan Polri bersatu,tidak akan ada yang bisa menandingi dari berbagai upaya memecah belah persatuan dan kesatuan," Kata Danrem.

 Silaturahmi yang dilakukan Kapolda Sultra ke Kompi Senapan B Yonif 725 Woroagi ini juga tidak lain untuk memperlihatkan kepada masyarakat luas bahwa TNI-Polri di daerah Sultra tetap menjaga kekompakan dan tidak akan mudah terhasut dengan isu-isu yang bisa memecah belah persatuan yang selama ini sudah terbangun dengan baik. YJ

Kapolda Sutra: Tidak Ada Warga Sultra Berangkat Demo di Jakarta

$
0
0


 SULTRANEWS-Kapolda Sultr,Brigjen Polisi Agung Sabar Santoso menyatakan sampai kini belum mendapat laporan adanya warga Sultra yang berangkat ke Jakarta untuk bergabung bersama Ormas lainnya dalam Aksi unjuk rasa besar-besaran pada tanggal 4 November mendatang. 

Kapolda menghimbau masyarakat Sultra untuk tidak mudah terprovokasi apalagi termakan bujuk rayu orang tidak bertanggung jawab untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat. "Tidak warga kita yang berangkat untuk berdemo di Jakarta tanggal 4 November nanti,"Kata Kapolda disela -sela Tatap Muka Tiga Pilar antara Pemda,TNI dan Polri di Kolaka,Selasa (1/11).

 Kepastian tidak adanya warga Sultra yang berangkat berdemo di Jakarta berdasarkan hasil pemantauan yang dilakukan intelijen. "Kami sudah sisir semua Ormas baik ormas islam maupun organisasi kemahasiswaan yang ada di Sultra dan tidak ada yang menyatakan ikut bergabung pada unjuk rasa di Jakarta tanggal 4 November nanti,"Lanjut Kapolda.

 Kapolda juga menghimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi apalagi termakan hasutan atau iming-iming agar ikut berunjuk rasa di Jakarta. "Disana itu (Jakarta Red) tidak enak,apalagi ikut demo,belum tentu dapat akomodasi yang memadai,malahan akan sengsara,"Ujar Orang Nomor satu di Polda Sultra itu. 

Seperti diketahui dan sudah terekspos dimedia massa bahwa tanggal 4 November mendatang akan digelar unjuk rasa besar-besaran dari berbagai ormas dengan jumlah massa yang diperkirakan bergabung puluhan ribu orang. Ada beberapa agenda yang akan disampaikan dalam unjuk rasa nanti,diantaranya tuntutan buruh atas kenaikan upah minimum,penistaan agama sampai isu memperingati dua tahun kepemimpinan Presiden dan Wakil Presiden Joko widodo dan Jusuf Kalla. 

Untuk pengamanan aksi unjuk rasa itu,Polda Metro Jaya meminta bantuan pengamanan dari berbagai Polda di Indonesia. Ada 15 Polda Di Indonesia diminta pengiriman personil Brimob,termasuk Brimob Polda Sultra. Personil Brimob Polda Sultra yang di kirim ke Jakarta untuk memback up pengamanan unjuk rasa tanggal 4 November mendatang sebanyak 200 personil. YJ

Walikota Resmikan Penggunaan Pasar Sentral Wuawua

$
0
0


SULTRANEWS-Walikota Kendari, DR Ir Asrun MEng  meresmikan penggunaan pasar sentral Wuawua di Jalan MT Haryono, Kota Kendari, Senin (1 November 2016). Pasar berkapasitas 1200 dibangun secara modern setelah mengalami musibah kebakaran, saat dibangun pasar dilengkapi fasilitas yang laik untuk jual beli.

"Alhamdulilah hari ini pasar Sentral Wua-wua saya resmikan bersamaan dengan sejumlah fasilitasnya dan parkir elektronik, semoga bermanfaat bagi warga dan para pedagang, saya minta fasilitas kita ini dijaga dengan baik,"kata Asrun.

Pasar sentral wua-wua atau yang dikenal dengan Pasar Baru tersebut akan segera ditempati pedagang korban kebakaran yang kini menghuni pasar panjang. SN

6,5 Juta Rokok Ilegal Dimusnahkan

$
0
0

Aktifitas pemusnahan jutaan batang rokok ilegal di Kantor Bera Cukai Kendari. foto: YJ

SULTRANEWS-Sebanyak 6.573.164 batang rokok ilegal dimusnahkan di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Kendari, Rabu (2/11/2016).
Konfrensi pers yang digelar bea cukai kendari bersama TNI dan Polri. foto: LINA

Dikatakan Kepala Kantor Bea dan Cukai, Hengki Aritona bahwa selama tahun 2016 pihaknya telah berhasil menindak 1.246 kasus rokok ilegal dengan jumlah barang bukti sebanyak 147 juta batang rokok dengan jumlah kerugian negara mencapai 52 Milyar.

"Selain pemusnahan rokok ilegal, hari ini juga kami melakukan pemusnahan minuman mengandung etil alkohol sejumlah 452 botol dan tembakau iris sejumlah 13 karton (520.000) gram," jelasnya.

Adapun total kerugian negara dengan adanya temuan tersebut yang tidak kenai cukai yakni mencapai Rp. 1.708.244.580.

Ia berharap dengan adanya tindakan tegas yang dilakukan oleh pihak pengawasannya dan beberapa instansi terkait, kedepannya akan menjadi efek jera sehingga tidak menyebabkan lagi kerugian bagi negara. (LINA)

Kapolda Sultra Silaturahmi dengan Pimpinan Wilayah Muhamadiah

$
0
0
SULTRANEWS-Silaturahmi jajaran Polda Sultra dengan Pimpinan dan Pengurus Daerah Muhamadiyah Sultra berlangsung di slah satu hotel di Kendari, Rabu, 2 Nop 2016. Pertemuan silaturahmi ini bertujuan untuk membangun komunikasi dalam rangka meraih kepercayaan masyarakat terhadap Polri. Dalam kesempatan tersebut Pimpinan Muhamadiyah Sultra menyampaikan apresiasi dan terima kasih Kepada Kapolda Sultra Brigjend Pol Drs Agung Sabar Santoso SH MH dan segenap pejabat Polda atas inisiatif membangun komunikasi yang bersifat konstruktif dengan senua elemen utamanya dengan Pengurus Muhamadiyah. Kapolda Sultra menyampaikan beberapa informasi terkait dengan situasi kamtibmas Polda Sultra diantaranya tentang issue maraknya pekerja asing, tentang rencana aksi unjuk rasa 4 Nopember, Pilkada di 7 Kabupaten / kota yang akan digelar, radikalisme dan permasalahan narkoba, upaya pemberantasan pungli termasuk beberapa upaya/terobosan yang dilakukan oleh Polda Sultra dalam menjaga situasi kamtibmas. Beberapa masukan dari para pengurus Muhamadiyah diantaranya terus dikembangkan kegiatan Da'i Kamtibmas, pengamanan kegiatan keagamaan, serta harapan adanya komunikasi yang semakin intens antara Kepolisian dengan Muhamadiyah. Diakhir pertemuan, Kapolda Sultra menyerahkan cinderamata kepada Pimpinan Muhamadiyah.YJ

Kerugian Negara Akibat Rokok Ilegal Capai Rp 52 Milyar

$
0
0
SULTRANEWS-Selama tahun 2016 Direktorat Jenderal Bea dan Cukai berhasil menindak 1246 kasus rokok ilegal dengan jumlah barang bukti sebanyak 147 juta batang rokok,dengan kerugian negara mencapai Rp 52 Milyar.
"Untuk wilayah kendari selama 2016 sebanyak 21 kali melakukan penindakan,dengan jumlah 6.835.349 batang rokok ilegal," Jelas Kepala Kantor Bea dan Cukai Kendari.
Selain melakukan pemusnahan Rokok dan minuman mengandung etil alkohol ilegal,juga dilakukan pencanangan kampanye "Stop Rokok Ilegal". Kampanye ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat untuk tidak membeli rokok dan minuman mengandung etil alkohol secara ilegal karena berbahaya bagi kesehatan.
Kegiatan pemusnahan rokok ilegal. foto: YJ

Seperti diketahui, kantor pengawasan dan pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Kendari,Rabu (2/11) melakukan pemusnahan barang kena cukai sebanyak 6,5 juta batang rokok ilegal dan 452 botol minuman mengandung etil alkohol atau MMEA.

Pemusnahan barang ilegal disaksikan langsung unsur terkait seperti Kapolres kendari,Danlanal kendari,Dandenpom dan Dinas perindustrian dan perdagangan kendari.
Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Kendari,Hengky T.P.Aritonang mengatakan dari hasil penindakan terhadap barang ilegal yakni rokok ilegal dan minuman mengandung etil alkohol,potensi kerugian negara mencapai Rp 1,7 milyar lebih. 

Sementara dampak positif dari penindakan itu adalah pengamanan penerimaan negara dari sektor cukai,melindungi masyarakat dari Rokok ilegal yang menganggu kesehatan serta melindungi masyarakat dari dampak sosial negatif  khususnya dalam mengkonsumsi miras.
"Rokok ilegal dan minuman mengandung etil alkohol yang dimusnahkan tidak memiliki pita cukai sebagai penerimaan negara,"Kata Hengky YJ

Legenda Madjid Ege, Penjaga Menara Air Pulau Kabaena

$
0
0
Abdul Madjid Ege, Kepala Desa Tangkeno /Budayawan Kabaena. foto: YOSHASRUL


Semangat Pak Abdul Madjid Ege tak rapuh, meski di usianya yang tergolong sepuh, 73 tahun. Ia masih cukup kuat mendaki bukit-bukit di Tangkeno. Berjalan berkilo-kilo jauhnya, mengurusi rakyat hingga berdikusi sampai larut malam. Ingatannya benar-benar tajam, bercerita dengan detil setiap senti sejarah negeri Tokotua. Sesekali Ia melempar kelakar kepada jurnalis-jurnalis muda yang meminta berpose kepadanya. “Sebenarnya Saya sudah tidak ingin lagi difoto. Malu melihat wajah saya yang tua,”ujarnya sembari tertawa renyah.

Di balik sikap ramahnya, Madjid sebenanya sosok peodal yang agamais. Ia masih kukuh mempertahankan tradisi budaya Kabaena di tengah kerasnya benturan modernisasi. Untuk beberapa hal, Madjid menerapkan larangan keras bagi warganya untuk tidak minum minuman keras. “Selain haram, miras adalah pemicu kerusakan ahlak,”kata Madjid.  Bagi yang melanggar, maka  sanksi keras diterapkan, yakni pemberlakukan hukuman adat, berupa pukulan rotan di tubuh. Sanksi adat ini dipatuhi warga, karena itu Tangkeno aman dari segala tindakan  kriminal.
Abdul Madjid Ege berpose dengan latar belakan gunung Sabampolulu. foto: YOSHASRUL

Abdul Madjid Ege adalah tokoh sekaligus budayawan Kabaena. Ia lahir di Tangkeno 6 Agustus 1945. Oleh warga Abdul Madjid Ege dipercaya sebagai Kepala Desa Tangkeno. Pribadi  yang ramah namun cukup tegas terutama terkait urusan budaya. Ia kukuh mempertahankan tradisi budaya Kabaena di tengah kerasnya benturan modernisasi. Meski begitu, Madjid Ege cukup moderat terutama untuk urusan adat. Sistem perkawinan orang moronene yang terbilang pelik dapat dibuatnya jadi sederhana. Dalam urusan adat perkawinan misalnya, jika dahulu dalam adat biasa ditetapkan kebutuhan yang harus ditanggung seorang lelaki jika yang menikahi gadis Kabaena, yakni berupa mahar beras dan kerbau. “Kalau menikah dengan orang biasa maka dalam adat ditetapkan 4 ekor kerbau, sedangkan jika menikahi kaum bangsawan maka maharnya harus 8 atau 12 ekor kerbau,”ungkapnya. “Karena kerbau semakin mahal dan langka. Jadi diganti dengan sapi saja. Untuk apa memberatkan mereka yang mau menikah, jadi ya disesuaikan saja semampunya,”kata Madjid.

Madjid boleh berkompromi soal mahar pernikahan, namun tidak untuk tanah yang telah menjadi falsafah orang-orang Tokotua sejak dulu. Madjid Ege yang juga budayawan Kabaena itu menyebut, tiga palsafah itu yakni, wita wutonto atau Tanah adalah diri kita, wita toroanto atau tanah adalah tempat kehidupan kita dan wita petanoanto atau tanah adalah kuburan kita.

Desa Tangkeno diwaktu pagi selalu diselimuti awal tebal. foto: YOSHASRUL

Dahulu, orang kabaena, saat hendak menjual tanah ada aturan yang musti dipatuhi. “Saat hendak melepas sebidang tanah pada orang lain, maka tidak dibolehkan menyebut menjual tanah melainkan menjual kebun, mengingat tanah adalah sumber kehidupan kita.”ungkap Madjid. Makanya saat pertambangan tengah marak, Madjid tidak pernah setuju tanah-tanah di Tangkeno dilepas untuk ditambang.


Sejak dulu gunung-gunung Kabaena menjadi incaran para investor tambang. Di jaman penjajahan, tentara Jepang pernah berusaha untuk menambang nikel di kawasan ini. “Saat datang, Mereka (Jepang) memaksa rakyat menggali tanah dan membawanya ke kapal yang berlabuh di Sikeli,”kata Marudi, warga Tangkeno. Tak heran banyak terdapat lubang-lubang galian di sekitar gunung Sangia Wita, Puputandasa dan gunung Putolimbo.

Perang berakhir tak berarti penjajahan sumber daya alam pergi dari Kabaena. Kabaena menjadi daerah incaran investor asing. PT INCO, Tbk, bahkan, mengklaim wilayah  kabaena di bagian selatan dan tengah menjadi wilayah konsesi mereka, namun urun ditambang tanpa alasan yang jelas.

Booming tambang di tahun  2008 silam, negeri tokotua diserbu perusahaan tambang, dari  investor luar hingga lokalan. Tanah di seantero pulau Kabaena tak ada yang tidak dikapling. Tambang benar-benar mengubah pola hidup rakyat. Mereka  yang terlanjur tergiur duit instan berlomba menjual tanah. Budaya dan kearifan lokal pun terpinggirkan.  Kondisi yang membuat Madjid Ege resah.  “Dulu orang tua kami punya falsafah yang kuat atas tanah yang wajib dijunjung tinggi. Kehadiran tambang telah membuat orang-orang kabaena silau mata. Falsafah  leluhur itu telah diabaikan,”kata Abdul Madjid Ege.

Bagi Madjid, tanah adalah ruang hidup orang-orang Tokotua. Tak heran tanah benar-benar mendapat perlakuan  istimewa sebagaimana termaktub dalam falsafah hidup orang Tokotua.

Tentang itu, Madjid Ege menjelaskan tiga palsafah tentang tanah, yakni, wita wutonto atau Tanah adalah diri kita yang berarti, janganlah menjual tanah karena sama artinya menjual diri kita.

Kemudian, , wita toroanto  atau tanah adalah tempat kehidupan, mengandung arti Tanah adalah kehidupan kita, maka janganlah menjual tanah karena sama saja kamu menjual sebagian kehidupanmu. Dan, wita petanoanto atau tanah adalah kuburan kita yang mengandung arti janganlah engkau menjual tanah, karena sama saja menjual kuburanmu sendiri.

Berpedoman pada falsafah itu, membuat Madjid teguh pada pendiriannya. Pria yang pernah meraih penghargaan sebagai Tokoh Anti Tambang dari Organisasi Jaringan Anti Tambang di Jakarta dengan tegas  menolak tanah-tanah di Pulau Kabaena eksploitasi untuk kepentingan tambang. “Walau sebagian besar tanah Kabaena sudah dieksploitasi oleh pertambangan, namun tidak untuk Desa Tangkeno !!!,”tegasnya. 

Madjid tak sedikit pun tergiur dengan bujuk rayu pengusaha tambang. Setidaknya itulah yang dilakukan Madjid Ege saat  tiga perusahaan tambang nikel hendak mengeksploitasi tanah di Desa Tangkeno tahun 2009 silam.

Madjid bercerita, saat itu orang-orang suruhan perusahaan silih berganti masuk ke desa membawa surat ijin  menambang yang diterbitkan pemerintah. Bukannya disambut baik, namun justeru ditolaknya dengan keras.

Penolakan itu membuat  orang-orang perusahaan tambang protes dan menanyakan dasar penolakan yang dilakukan Madjid.

“Kepada mereka (orang perusahaan tambang, Red) saya bilang, benar Anda punya ijin dari pemerintah, tapi harus melalui sosialisasi terlebih dahulu pada masyarakat adat. Dan kalau masyarakat adat tidak mengijinkan, maka perusahaan tambang tidak berhak untuk menambang di kawasan hutan adat. Jadi setiap masuk, perusahaan selalu tidak bisa menambang di Tangkeno,”ungkapnya.

Klaim hutan tangkeno sebagai hutan adat, terwariskan turun temurun.  Jejak kejayaan peradaban masa lampau dengan mudah ditemukan di desa ini. Dalam catatan sejarah, kerajaan Tokotua atau kabaena pernah memerintah di sekitar abad 16. Pusat kerajaan berada di Tangkeno. Situs sejarah Benteng Tawulagi yang menjadi  tempat pelantikan mokole (raja), merupakan bukti kuat bahwa Kabaena pernah menjadi pusat Kerajaan Moronene.

Hal ini diperkuat dengan hasil penelusuran para ahli sejarah dan budayawan, bahwa, di wilayah daratan tenggara Sulawesi sebagai asal muasal etnis Moronene Kabaena, tidak ditemukan benteng seperti di Kabaena. Itu membuktikan pusat Kerajaan Moronene memang di Kabaena, bukan di wilayah daratan. Di Benteng Tawulagi, kata Abdul Majid Ege, selain masih tampak batu besar dan agak tinggi tempat melantik Mokole, juga terdapat sebuah meriam besar. Dulu, kemungkinan besar untuk melawan penjajah Belanda maupun Tobelo."Tobelo merupakan sekelompok orang pada zaman dulu yang kerjanya sebagai perompak laut, bahkan tidak segan-segan merampas dan membunuh warga di daratan," katanya. Menurut Abdul Madjid, benteng-benteng di Kabaena diperkirakan didirikan pada tahun 1600-an yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan tempat bertahan dari para musuh.

Selain  Benteng Tawulagi, masih ada beberapa benteng lain, yaitu, Benteng Doule, Tontowatu, Mataewolangka dan Tuntuntari.
Madjid menjelaskan, Benteng Tawulagi merupakan benteng utama sekaligus tempat pelantikan mokole, sedangkan Benteng Mataewolangka merupakan tempat mengintai musuh dari arah selatan, Benteng Doule tempat mengintai dari arah barat dan utara. Serta benteng Tuntuntari dan Tontowatu merupakan benteng mengintai dari arah timur. Kemakmuran tercipta seiring dengan tumbuh suburnya pertanian, yang dibarengi dengan berkembangnya khasanah budaya, seni dan kearifan lokal.

Keberadaan situs-situs  sejarah masa lalu menjadi bukti tak terbantahkan, sekaligus menjadi alat perjuangan bagi masyarakat tangkeno untuk menjadikan desa wisata sekaligus alat untuk menolak kehadiran tambang.

Terlebih dicanangkannya Desa Tangkeno sebagai Desa Wisata, setidaknya membuat Madjid Ege sedikit bernapas lega. Menjadikan desa berpenduduk 200 KK  sebagai destinasi wisata berarti telah ikut menyelamatkan daerah Tangkeno dan sekitarnya dari kerusakan akibat ancaman ekspoitasi tambang.

Sebagai Ketua Adat, harapan Madjid Ege memang tidak muluk-muluk. Ia hanya ingin agar tanah kelahirannya itu  tetap lestari. Berbicara dihadapan belasan wartawan, nada suara Madjid memelan. “Ketika bentang alam kita rusak, apalagi yang mau dilihat. Hari ini, boleh saja kita mencari kekayaan dari pertambangan, tetapi pernahkah kita berpikir, bahwa, di hadapan kita masih ada anak cucu kita yang masih mau menikmati keindahan alam,” ujarnya.

 “Hari ini kita boleh perkaya diri, tapi ketika alam ini  hancur, pernahkah kita pikirkan bahwa ke depan itu masih banyak generasi yang akan tumbuh. Kita yang tua ini akan mati,”tambahnya.
Berada di ketinggian, serta hutan alam yang masih perawan, membuat Tangkeno memiliki nilai strategis bagi  lingkungan hidup di kawasan itu.  Kawasan hutan menjadi benteng pertahanan alam  khususnya pemasok ketersediaan air di kawasan Kabaena Tengah.

Penggiat LSM Sagori, Sahrul Gelo menyebut, di kawasan hutan tangkeno terdapat sungai-sungai besar yang mengalir ke berbagai kawasan di Kabaena Timur, Kabaena Utara, Kabaena Selatan, Barat dan Tengah. Dengan kata lain, hutan dan pegunungan di kabena tengah merupakan “menara air” bagi pulau berpenduduk sekitar 31.000 jiwa tersebut.

Serbuan tambang sempat merambah hingga ke Tangkeno.  Setidaknya, tiga perusahaan tambang saling berebut mengkapling tanah dan bukit-bukit  di Tangkeno untuk dijadikan wilayah konsesi tambang. Namun, Kepala Desa bersama warga desa menentang keras. Mereka sepakat untuk tidak mengijinkan sejengkal tanah pun ditambang di daerahnya. “Tidak satu genggam pun tanah boleh dibawa dari Tangkeno,”tegas Majid Ege.

Sekali waktu, orang sewaan perusahaan mencoba mengambil sampel tanah di wilayah Tangkeno. Mereka memperalat warga dari desa tetangga melakukan penggalian tanah secara sembunyi-sembunyi.  Aksi  ini ketahuan warga   Tangkeno dan langsung melaporkan ke Abdul Majid Ege, selaku kepala desa. Mendapat laporan. darah Madjid kontan mendidih. Lelaki tua itu marah besar dan langsung bergegas menemui para pelaku.   “Saya minta, tanah yang ada di mobil ini tidak boleh dibawa pergi, saya minta tidak segenggam tanah pun kalian turunkan di desa terongko tua. Tanah-tanah kalian ambil ini harus dikembalikan di Desa Tangkeno,”hardik Madjid.

Kepada Madjid Ege, pesuruh perusahaan beralasan mengambil tanah sebagai sampel untuk diperiksa kadar nikelnya. “Mereka bilang hanya mau tau berapa kadar nikelnya. Tapi Saya bilang, tidak perlu kalian tau,”kata Madjid.

Sikap keras Madjid bukan tanpa alasan,  sebab jika perusahaan mengetahui  kadar nikel tanah di Tangkeno, maka dipastikan perusahaan dengan segala cara akan mengeksploitasi tanah di Tangkeno. “Kalau mereka tau kadar nikel di sini, maka itu artinya kami akan kalah. Karena perusahaan itu punya uang. Semua mereka bisa beli. Walau kami harus bertahan, tapi perusahaan bisa meminta pemerintah menekan kami. Perusahaan bisa leluasa karena didukung pemerintah dan mereka itu punya kekuatan untuk tekan kita,”jelas Madjid.

Aksi Madjid akhirnya membuat orang-orang perusahaan menyerah. Tanah milik desa tangkeno yang sudah diambil langsung diturunkan dan setelah itu langsung pulang. “Perusahaan gunakan orang desa sebelah untuk mengambil sampel tanah, karena tidak berani mengambil orang tangkeno karena pasti saya pasti larang,".

Madjid cukup sadar jika sikap kerasnya  menentang kehadiran tambang di desanya, memiliki konsekuensi besar, bagi diri dan keluarganya. Namun, tanggung jawab  sebaai ketua adat sekaligus kepala desa membuatnya teguh memilih berada di jalur yang dianggapnya benar.
“Saya tidak tau ke belakang nanti, saya tidak tau apakah anak-anak itu masih mau bertahan seperti saya atau tidak,”kata Madjid. “Tapi untunglah desa ini sudah menjadi desa wisata, semoga selalu terlindungi dan tidak lagi diganggu dengan tambang,”ujarnya.
“ Sangat sayang kalau bentang alam ini rusak, sebab sejak kecil kami ke hutan-hutan yang lebat, rimbun, sangat sayang kalau jadi tandus, nanti tidak ada lagi kesejukan di tempat ini. Tidak ada lagi yang bisa kita andalkan,"katanya.

Keindahan alam Tangkeno menjelang malam hari. foto: YOSHASRUL
Ketegasan Madjid yang didukung seluruh warga Tangkeno secara sadar telah menjadi benteng pertahanan bagi alam Kabaena, sekaligus menyelamatkan kehidupan sebagian besar penduduk Tokotua. “Ini yang membuat saya harus bertahan. Kalau saya terima tambang artinya saya ikut menghancurkan kehidupan alam Tangkeno, maka saya akan memikul dosa berkepanjangan. Dan orang-orang yang ada di bawah sana akan protes dan berdemo di Tangkeno,”kata Abdul Madjid Ege.
 
Pintu gerbang Desa Tangkeno. foto: YOSHASRUL

Tangkeno sendiri merupakan desa yang berada di ketinggian kurang lebih 600 MDpl. Desa ini berada di bawah kaki gunung Sangia Wita yang memiliki ketinggian kurang lebih 1000 Mpdl. Diantara gunung-gunung Sabampolulu merupakan gunung paling tinggi yang memiliki ketinggian 1500 meter dari permukaan laut (Mpdl), sekaligus menasbihkan Sabampolulu sebagai gunung tertinggi di Sulawesi Tenggara. Selain Sabampolulu dan Sangia Wita terdapat pula gunung lainnya yakni Gunung Puputandasa, Putolimbo dan Watu Sangia. Sangia Wita berarti Tanah Dewa, Watu Sangia berarti Batu Dewa. Sedangkan, Sabampolulu artinya muncul dan mengejar. Sabampolulu sendiri memiliki arti muncul dan mengejar. “Jika dikaitkan dengan rencana Kabaena menjadi daerah otonomi baru maka berarti nama Sabampolulu menjadi strategis, yakni, daerah baru yang mengejar ketertinggalan dari daerah lain,”ujar Majid Ege.


Jarak Desa Tangkeno sebenarnya tak cukup jauh dari kota Kecamatan Kabaena Tengah di Sikeli, yakni, kurang lebih 17 KM saja. Namun, dengan posisi desa yang berada paling ujung, membuat pembangunan infrastruktur agak tertinggal dibanding  dari desa-desa lain di Kabaena.  Terutama infrastruktur jalan yang mulai rusak serta longsor di beberapa titik. Kondisi yang membuat pengendara harus ekstra hati-hati melewati jalan rusak menanjak dan berjurang cukup dalam.
Sebelum mencapai Tangkeno, kita akan melalui perkampungan warga yang dibangun di perbukitan hingga ke kaki lembah. Sepanjang jalan wangi cengkeh menyebar menggoda hidung.  Suhu udara pun perlahan terasa mulai sejuk dan berangin. Di sepanjang jalan, dinding-dinding  bukit telah dipenuhi tanaman.

Tanah Tangkeno cukup subur untuk segala jenis tanaman. Suhu yang dingin membuat  tanaman jangka panjang seperti cengkeh, kopi, jambu mete, enau hingga kelapa leluasa tumbuh dan menghasilkan buah yang banyak. Beberapa warga, bahkan, pernah mencoba menanam pohon apel. Sayangnya, bibit pohon apel bantuan pemerintah itu sebagian besar mati akibat dimakan ternak kambing. “Mereka menanam tapi tidak menjaganya. Sehingga kambing leluasa memakan bibit  pohon apel,”ungkap Madjid. “Ada beberapa pohon apel  yang tumbuh besar, bahkan sempat berbuah, walau buahnya kecil-kecil,”kata Madjid.

Dulu, perkampungan ini bagian dari desa induk Enano. Tangkeno sendiri merupakan desa pemekaran dari Desa Enano. Pada awal pemekaran, Desa Tangkeno bernama Desa Enano di Tangkeno, sedangkan Desa induk disebut Desa Tangkeno di Enano. Perubahan nama dari Desa Enano di Tangkeno menjadi Desa Tangkeno terjadi pada tahun 2013. Mayoritas penduduknya berkerja sebagai petani. Sebagian lagi bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pedagang hasil bumi.

Umumnya, penduduk Pulau Kabaena membangun pemukiman di lembah-lembah gunung yang terdapat aliran sungai dan sebagian lagi memilih bermukim di pesisir pantai. Di lembah, mereka menggarap tanah dan bercocok tanam. Sejak lama, tanah yang subur menjadikan sektor pertanian sebagai penyokong utama ekonomi warga Kabaena. Tak heran jika kerajaan buton saat itu menjuluki daerah ini dengan nama “kabaena” yang artinya negeri penghasil beras, meski orang-orang eropa lebih suka menyebutnya sebagai “comboina”. Orang-orang pribumi sendiri menyebut kampung halaman mereka sebagai tokotua. Nama “Tokotua Wonuanto” diabadikan warga di gerbang rumah berdampingan dengan tulisan nama desa dan kecamatan.  “Jadi Tokotua adalah nama lain dari Kabaena,”kata Abdul Madjid Ege.

Letak Desa Tangkeno berada di ketinggian, sekitar 650 meter dari permukaan laut (Mdpl), tepat di bawah kaki gunung Watu Sangia memiliki ketinggian 1100 Mdpl. Suhu udaranya cukup dingin.  Terlebih di bulan Oktober. Angin bertiup kencang, membuat atap-atap rumah seolah mau lepas dari jepitan. Di bulan itu warga menyiapkan jaket dan selimut tebal.  Di musim tertentu, awan akan sangat dekat dengan kepala Anda. Tak heran jika Desa Tangkeno dijuluki dengan nama “Negeri di Awan”. 


                                                     ***

Madjid Ege saat memberikan penjelasan kepada jurnalis yang tergabung dalam Aliansi Jurnbalis Independen (AJI) Kota Kendari dalam kegiatan trip jurnalis di Desa Tangkeno. foto: YOSHASRUL

 

Keindahan alam tangkeno membawa banyak orang asing mampir ke Tokotua. Mereka datang dari benua yang jaraknya bermil-mil, demi menikmati keindahan alam Tangkeno. Para turis mendapati kehidupan yang berbeda, berbicara dengan orang-orang lokal yang benar-benar beradat. Sebagai keturunan Mokole Kabaena, penduduk Tangkeno masih menjalani gaya hidup tradisional. Mereka berbicara dalam bahasa tradisional Tokotua, dan berladang sebagaimana yang dilakukan leluhur mereka selama berabad-abad. Pada hari-hari festival, mereka berkumpul di alun-alun untuk menonton tarian lumense yang diiringi oleh suara seruling dan tabuhan tambur. Lumense jenis tarian yang dibawakan para wanita tua dengan gerakan gemulai bak gadis belia.

"Dulu orang inggris dia datang ke Tangkeno, ada 25 orang pelajar termasuk gurunya. Saya tanya gurunya, kenapa kamu kasi sengsara itu anak-anak dengan berjalan kaki di Tangkeno? Dia jawab, saya sengaja supaya mereka tau bahwa alam itu seperti ini,"cerita Madjid Ege. 
Guru bule mengaku di negerinya tidak ada lagi alam seperti di Tangkeno. "Saat keluar rumah mereka langsung tertuju pada gedung-gedung tinggi,"cerita Madjid. Di Tangkono, turis asing menginap selama dua hari. Mandi di Sungai yang bening dan merasakan angin di ketinggian. Sebuah air terjun yang berjarak 3,8 KM dari Tangkeno menjadi lokasi wisata yang indah bagi turis. Di sana mereka mandi dan merasakan sejuknya hutan alam.
 


Masyarakat kabaena umumnya memilih membangun pusat-pusat pemukiman di lembah-lembah gunung yang terdapat aliran sungai maupun di pesisir pantai. Tanah yang subur memungkinkan pertanian sebagai penyokong utama ekonomi mereka. Tak heran jika kerajaan buton saat itu menjuluki daerah ini sebagai “kobaena” atau penghasil beras meski orang-orang eropa lebih suka menyebutnya sebagai “comboina”. orang-orang pribumi sendiri menyebut kampong halaman mereka sebagai tokotua.


Di masa lampau pada sekitar abad ke-16, kerajaan Tokotu’a atau kabaena yang berpusat di kaki gunung sangia wita bernama tangkeno, mencapai puncak kejayaannya. Kemakmuran tercipta seiring dengan tumbuh suburnya pertanian, yang dibarengi dengan berkembangnya khasanah budaya, seni dan kearifan lokal. Ironisnya, Setelah pemerintah memegang kendali kuasa atas segala kekayaan alam atas nama Negara, negeri kabaena justru terjerembab dalam kemiskinan yang akut.

Wartawan Senior Yamin Indas, yang juga putra kelahiran Tangkeno menulis, pulau Kabaena, di masa lampau merupakan pusat Kerajaan Moronene, salah satu etnis di Sultra. "Benteng Tawulagi, tempat pelantikan mokole (raja), merupakan bukti kuat bahwa Kabaena pernah menjadi pusat Kerajaan Moronene," kata tokoh budaya Kabaena, Abdul Madjid Ege. Menurut Madjid, ada beberapa benteng penunjang benteng utama Tawulaagi, yaitu Benteng Doule, Tontowatu, Mataewolangka dan Tuntuntari. "Benteng Tawulagi merupakan tempat pelantikan mokole, mataewolangka tempat mengintai musuh dari arah selatan, Benteng Doule tempat mengintai dari arah barat dan utara dan dua benteng penunjang lainnya masing-masing tuntuntari dan tontowatu merupakan tempat mengintai dari arah timur," katanya.

Di wilayah daratan tenggara Sulawesi sebagai asal muasal etnis Moronene Kabaena, tidak ditemukan benteng seperti di Kabaena. Itu membuktikan pusat Kerajaan Moronene memang di Kabaena, bukan di wilayah daratan. Di Benteng Tawulagi, kata Abdul Majid Ege, selain masih tampak batu besar dan agak tinggi tempat melantik Mokole, juga terdapat sebuah meriam besar. Dulu, kemungkinan besar untuk melawan penjajah Belanda maupun Tobelo."Tobelo merupakan sekelompok orang pada zaman dulu yang kerjanya sebagai perompak laut, bahkan tidak segan-segan merampas dan membunuh warga di daratan," katanya. 

Menurut Abdul Madjid, benteng-benteng di Kabaena diperkirakan didirikan pada tahun 1600-an yang digunakan sebagai tempat persembunyian dan tempat bertahan dari para musuh. 
Madjid sekali waktu diwawancara seorang turis berkebangsaan Inggris yang mampir ke Tangkeno. Madjid pun bingung karena disodorkan pertanyaan berbahasa Inggris. Namun, Ia tak patah semangat. Lelaki sepuh itu pun menjawab serius dalam bahasa Kabaena. Kontan si bule pun ikut kebingungan, karena Ia sama sekali tidak dapat berbahasa Kabaena. “Saya mau jawab apa? Saya tidak bisa berbahasa Inggris, jadi Saya jawab saja pakai bahasa Kabaena,”kata Madjid, disambut gelak tawa wartawan. *** (YOSHASRUL)

Tim Saber Pungli Polda Sultra Pasang Sticker NO Pungli

$
0
0

 
Tim saber pungli Polda Sultra melakukan kegiatan pemasangan stiker stop pungli. foto: YJ
SULTRANEWS-Menindaklanjuti terbitnya Peraturan Presiden Nomor 87 tahun 2016 tentang satuan tugas (satgas) sapu bersih (Saber) pungli Sultra dan menindaklanjuti instruksi Kapolda Sultra mengenai program pencegahan dan pemberantasan pungutan liar (pungli), tim saber pungli Polda Sultra langsung tancap gas dengan melakukan sosiasisasi ke masyarakat berupa pemasangan sticker Stop Pungli, Rabu (2/11) siang.

Pemasangan Stiker diprioritaskan di tempat instansi pelayanan publik antara lain Polda Sultra,Kanwil hukum Ham, Pelindo, Pelabuhan penumpang dan bongkar muat, Kantor Imigrasi, BPN, Pelayanan satu atap kota dan propinsi Sultra, Dinas pertambangan, Dishub dan kantor kecamatan kota kendari.

Dalam Stiker tertulis "Stop Pungli" Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto mengatakan, Polda Sultra dan jajarannya sampai kepada seluruh anggota sudah berkomitmen anti korupsi. Termasuk juga pungli yang saat ini menjadi musuh bersama dan harus disapu bersih.

"Kita tidak ingin terjadi lagi adanya praktik pungli di masyarakat, karena sekarang kita komit pada penegakan hukum. Silahkan sampaikan ke kami kalau masyarakat menemukan sesuatu yang diduga adanya praktik pungli," tambahnya.YJ

Indahnya Kebersamaan TNI-Polri di Sultra

$
0
0
Jajaran petinggi TNI-Polri di Sultra menggelar nonton bareng. foto: YJ

SULTRANEWS- Kebersamaan ditunjukkan personel Polri dan TNI di Kendari dengan menggelar nonton bareng (nobar) program talkshow salah satu televisi swasta yang dipandu Najwa Shihab, yang digelar di Salah satu warung Kopi di jalan abunawas kota Kendari,Rabu malam, 2 November, sekitar pukul 21.00 wita. 

 Dalam talkshow ini menghadirkan Kapolri, Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo. Dalam nonton bareng ini dihadiri Kapolda Sultra,Brigjen Polisi Agung Sabar Santoso, Danrem 143 Ho, Kolonel Inf Immanuel Ginting serta sejumlah perwira menengah di dua instansi tersebut.

 Kabid Humas Polda Sultra,AKBP Sunarto menjelaskan, nonton bareng dua institusi ini sebagai bentuk sinergitas antara TNI dan Polri dalam menjaga kedaulatan NKRI. “Ini sebagai bentuk soliditas antara dua institusi yakni TNI-Polri guna mempererat jalinan silaturahmi dan kebersamaan sehingga tidak ada yang mudah memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa,"Kata Sunarto.

 Kabid Humas juga menambahkan, pesan yang ingin disampaikan dalam kegiatan ini, yaitu bentuk nyata yang memperlihatkan bahwa kita tidak ingin terpecah belah dan diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab apalagi mencoba mengacaukan situasi keamanan dan ketertiban yang selama ini sudah kondusif. YJ

Bom Ditemukan di Konsel

$
0
0

*Sisa Peninggalan Perang Dunia ke 2

Warga Desa Labokeo, Kecamatan Laeya, kabupaten Konawe Selatan dikejutkan dengan penemuan sebuah bom peninggalan perang dunia ke dua, Rabu (2/11) malam.  Bom dengan ukuran panjang 100 cm dan Lebar 20 cm serta berat 50 kg, ditemukan oleh warga bernama Pudarman, 36 tahun, petani, desa  setempat dari tanah timbunan yang diantar  oleh  Makrum, 28 tahun ke rumahnya dengan menggunakan truk DT 9099 AH.

“Setelah tanah diturunkan  yang melihat sesuatu bennda seperti bom,”kata Pudarman. Setelah mengecek dipastikan benda mirip bom tersebut kemudian diantar ke kantor koramil sekitar pukul 11.00 wita. Dan diterima Danramil 04 Lainea Kapten Inf Paulus Palisu. Saat diteliti bom yang penutup depannya masih utuh ternyata masih aktif. “Bom yang ditemukan itu telah dibawa ke Kendari oleh anggota PAL TNI AD bersama Komandan PAL Korem 143 HO, selanjutnya untuk koordinasi dengan Jibom Satuan Brimobda Sultra,”ungkap Paulus Palisu. YJ

Yang Muda Yang Berbisnis

$
0
0

Taman kota Kendari yang selalu ramai dikunjungi di akhir pekan. foto: YOSHASRUL
Anak-anak muda berbisnis kuliner. foto: Internet

SULTRANEWS-Jika bersantai di taman Kota Kendari di hari Sabtu atau Minggu maka Anda akan menemukan banyak sekali pedagang makanan di sana. Mereka menjajakan aneka jenis makanan dan minuman. Dari sekian banyak pedagang tersebut, nampak komunitas anak-anak muda yang ikut berdagang. Mereka ikut memanfaatkan ceruk rejeki di taman yang selalu dikunjungi ribuan orang di akhir pecan itu. Dengan cekatan mereka menawarkan jajanan mereka ke pengunjung yang mereka buat sendiri,seperti bubur kacang ijo, aneka gorengan hingga es teh. Tentu pemandangan yang langka di tengah makin hedonisnya kehidupan anak-anak muda saat ini.   

Sepuluh kilo meter dari taman kota, tepatnya di Jalan Poros Baruga, Andri  betah menanti pelanggan di pinggir jalan. Usia boleh muda, namun  jiwa bisnisnya tak boleh diremehkan. Baginya berdagang menjadi pilihan hidupnya. Hampir setahun belakangan Andri Yoselin berdagang es buah. Ia menciptakan brand  sendiri, es kelapa muda rasa durian. Andri memilih mangkal di Jalan Poros Baruga, Kota Kendari karena dianggapnya strategis mengembangkan usahanya. Bermodal kendaraan roda empat, Andri memarkir kendaraan di pinggir jalan. Sebuah sepanduk bertuliskan tagline jualan dipasang di samping mobil pikapnya. “Biar memudahkan orang membaca,”kata Andri.  Di mobil itulah perangkat dagangannya disimpan.  Ada kursi, termos air, gelas hingga es batu. Bahan-bahan untuk es campur disimpan dalam kotak produk ternama. Segelas es dihargai 7000 rupiah.
Andri sendiri belajar meracik es dari hobinya membuka internet. “Saya melihatnya di youtube dan iseng-iseng sayang mencoba membuatnya, eh ternyata hasilnya membawa keuntungan,”katanya, sembari tersenyum.  Andri mengaku, merintis usaha dagang es dengan modal uang pinjaman. “Saya pinjam uang kakak saya sebesar 10 juta rupiah dan Alhamdulillah bulan lalu saya sudah kembalikan hasil dari keuntungan berjualan es,”ungkapnya. Berdagang es kelapa durian cukup laris, terlebih saat musim panas karena orang-orang sangat membutuhkan. Namun, tak selamanya dagangan akan laris manis, terlebih saat musim hujan.

Selain ingin menjadi pengusaha sukses, Andri yang baru lulus sekolah menengah atas ini ternyata punya cita-cita lain. Ia ingin menjadi polisi. “Saya lagi menunggu pendaftaran, saya ingin menjadi brimob,”katanya. (SK)
Viewing all 221 articles
Browse latest View live