Quantcast
Channel: Sultranews.com | Situs Berita Sulawesi Tenggara
Viewing all 221 articles
Browse latest View live

Pilkada Serentak: Oligarki, Uang Panai dan Mantan Napi

$
0
0
Ilustrasi: inikata.com


PERHELATAN pesta demokrasi pemilihan kepala daerah (pilkada) di Indonesia tak ubahnya seperti cerita dalam film “Uang Panai” yang tengah viral  itu. Ibarat hajatan pernikahan, maka tak ada yang sederhana bagi seseorang yang berniat  menjalankan ritual perkawinan politik, yang pasti selalu ada mahar yang jumlahnya tidak sedikit.

Namun antara mahar politik dan mahar pernikahan, tetaplah ada perbedaan. Jika mahar pernikahan dihitung berdasar status sosial dan latar belakang  seseorang, apakah berasal dari kalangan bangsawan, tingkat pendidikan, ahlak  dan tentu saja berwajah lumayan cantik.

Sementara, penentuan mahar politik tidak memandang soal paras, ahlak dan kebangsawanan seseorang. Sekali lagi, itu tidak berlaku. Sistem politik telah memberikan ruang kekuasaan bagi partai politik untuk menentukan figur calon kepala daerah sehingga dimanfaatkan para elit politik sekehendak  hati mereka.

Sebagai pengendali pintu partai, para politisi tidak pernah mau melihat latar belakang seseorang, mau calon itu punya track record baik atau buruk. Itu bukan urusan.  Mau koruptor, mantan napi atau anak pejabat semua bisa maju mencalonkan diri, dengan catatan punya duit banyak.

Ya, politik di Indonesia  seolah ditasbihkan hanya milik mereka yang berduit banyak. Jika sudah begitu, maka tak heran para calon yang tampil tak akan jauh-jauh dari orang-orang berduit banyak.  Mungkin karena model politik transaksional ini,  perlahan membentuk karakter pemilih yang juga berjiwa transaksional. Fakta yang tidak terbantahkan, dalam perhelatan pesta demokrasi, mau itu pemilihan presiden, pemilhan gubernur, pemilihan walikota/bupati hingga pemilihan kepala desa, mayoritas pemilih di Indonesia sangat mengagung-agungkan calon-calon berduit.

Bagi pemilih dan yang dipilih, pesta demokrasi pemilihan kepala daerah adalah pesta lima tahunan bagi rakyat. Itu artinya pesta “bagi-bagi uang” sudah di depan mata. Disambut dengan gegap gempita oleh massa “rental” politik dengan berkonvoi di jalan-jalan dan hingga saatnya tim-tim sukses akan sukses menjalankan agenda politiknya.

Kegembiraan yang sama disambut oleh penyelenggara hajatan,  yang menginginkan pesta pilkada dibuat semeriah mungkin.  Fakta ini pula yang terekam sepajang perhelatan pilkada langsung di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara, para penyelenggara beramai-ramai mengajukan anggaran pilkada sebesar-besarnya.  

Kota Kendari adalah salah satu daerah yang tengah menjalankan hajatan pilkada di bumi anoa. Sebagai ibu kota provinsi, perhelatan politik Kota Lulo tentu menyedot perhatian besar hampir semua kalangan. Cerita politik ini terdengar  di sudut-sudut kota, di lorong-lorong, warung kopi, perkantoran, kampus hingga media social. Pun, jauh sebelum tahapan pilkada, bincang politik tentang calon-calon yang akan maju sudah ramai dibahas. Seramai dengan baleho calon yang bertebaran di jalan-jalan.

Mengerucutnya pasangan calon, tensi politik pun kian menghangat. Puncaknya saat tahapan pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah di Kota Kendari mulai dihelat, ditandai dengan pendaftaran sejumlah calon wali kota dan wakil walikota kendari di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat.  Setidaknya sudah dua pasangan calon yang resmi mendaftarkan diri, masing-masing Adriatma Dwi Putra (ADP)berpasangan dengan Sulkarnain diusung oleh empat partai, PAN, PKS, PBB dan Hanura. Sementara pasangan Abdul Rasak – Haris Andi Surahman diusung 2 partai, masing-masing Partai Golkar dan Nasdem. Satu calon lainnya, yakni, Zayat Kaimuddin berpasangan Suri diusung dua partai yakni,  PDIP dan Partai Demokrat.

Komposisi pasangan calon walikota dan wakil walikota kendari, tak lahir begitu saja. Oleh tim sukses bersama pengurus parpol digodok selama berminggu-minggu bahkan  berbulan-bulan, lalu disaring hingga menemukan formulasi pasangan yang ideal menurut mereka. Bagi seorang calon, bergerilya mencari wakil menjadi syarat mutlak yang harus dijalani, dengan begitu akan mudah bagi seorang calon membangun komunikasi yang berujung pada deal atau kesepakatan politik. Itulah yang terjadi saat ini, tiga pasang calon kepala daerah yang mendaftar adalah buah dari perkawinan politik itu sendiri.

Melihat komposisi pasangan calon, memang cukup menyejutkan. Betapa tidak, pasangan calon yang tampil di Pilkada Kota Kendari justeru  jauh dari ekpektasi publik yang mendambakan pemimpin yang amanah. Sepeti apa pemimpin amanah itu? Bagi publik, pemimpin amanah adalah mereka yang benar-benar siap bekerja untuk rakyat, cakap, pekerja keras, berahlak baik, berwawasan luas serta tidak pernah terlibat tindak pidana maupun korupsi. Sebagaimana syarat yang ditentukan KPU kepada para calon kepala daerah.
Suara sumbang pun terdengar lirih. Mencuit dalam berbagai ekpresi status di media social. Ada yang menyoal seputar praktik dinasti atau politik olgarki, ada pula yang berteriak lantang soal mantan napi maju pilkada.

Seperti dalam bukunya yang berjudul Oligarki,  Jeffrey Winters mengatakan bahwa
demokrasi tidak melenyapkan oligarki namun malah bersatu dengan oligarki. Oligarki  bisa tumbuh dan berkembang didukung oleh adanya sumber daya yang kuat baik itu  politik maupun modal (kekayaan).  Di era desentralisasi politik, pemilihan kepala  daerah secara langsung membawa dampak yang beragam.

Eti Ekawati, dalam jurnal berjudul Dilema Politik Dinasti di Indonesia diterbitkan dalam situs LIPI (http://www.politik.lipi.go.id/)memaparkan, bahwa, politik dinasti mengisyaratkan kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih memiliki hubungan keluarga. Dan gejala ini muncul bak cendawan di era pilkada langsung di Indonesia. Tidak ada aturan yang melarang keluarga untuk bisa berpartisipasi aktif mencalonkan diri untuk memperebutkan jabatan politik baik di tingkat eksekutif maupun legislatif. Akibatnya, pejabat petahana baik sengaja maupun tidak sengaja mendorong keluarga nya untuk maju mencalonkan diri sebagai pejabat publik. Fenomena inilah yang kemudian terus berkembang di wilayah Indonesia ketika pilkada diselenggarakan.

Sebut saja dinasti politik yang dibangun oleh Ratu Atut Chosiyah di Banten, Yasin
Limpo di Sulawesi, dan dinasti politik lainnya semakin menggambarkan betapa pemilu legislatif maupun pilkada pada khususnya membuka peluang yang besar bagi kemunculan dinasti politik tersebut. Keresahan demokrasi mulai terusik sehingga muncul upaya perubahan undang-undang tentang pemilihan kepala daerah yang tujuannya adalah untuk membatasi munculnya politik dinasti. Akan tetapi, sejatinya upaya pembatasan tersebut mendapat sejumlah penolakan dari berbagai pihak, baik itu politisi, petahana, bahkan ahli hukum tata negara.
Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Pilkada sebelumnya memberikan beberapa batasan definisi frasa 'tidak memiliki konflik kepentingan', antara lain, tidak memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan dan/atau garis keturunan satu tingkat lurus ke atas, ke bawah, ke samping dengan petahana, yaitu ayah, ibu, mertua, paman, bibi, kakak, adik, ipar, anak, menantu.  Tak ayal, bunyi ayat yang sarat pembatasan partisipasi politik mendapat gugatan. Putusan Mahkamah Konstitusi mengabulkan permohonan uji materi terhadap bunyi ayat tersebut. Mahkamah Konstitusi menilai, aturan yang membatasi calon kepala daerah yang memiliki hubungan dengan petahana telah melanggar konstitusi.

Hakim konstitusi berpendapat bahwa idealnya suatu demokrasi adalah bagaimana melibatkan sebanyak mungkin rakyat untuk turut serta dalam proses politik. Meski pembatasan dibutuhkan demi menjamin pemegang jabatan publik memenuhi kapasitas dan kapabilitas, suatu pembatasan tidak boleh membatasi hak konstitusional warga negara.

Jika kita berkaca dari putusan MK tersebut ternyata politik dinasti adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari di negara demokrasi seperti Indonesia. Ada dua hal yang bisa dilihat dari suatu politik dinasti. Pertama, bagi pihak yang optimis bahwa politik dinasti tidak akan merusak sendi-sendi demokrasi merasa bahwa semua warga negara berhak terlibat dalam proses politik.

Bukan suatu kesalahan jika ada keluarga pejabat yang ingin terjun dalam dunia politik  dan bukan kesalahannya juga jika kemudian yang bersangkutan terpilih dan
berhasil menduduki jabatan politik, karena bagaimanapun yang menang adalah mereka yang mampu memanfaatkan sumber daya politik dan modal serta figur sang calon. Selain itu, kemenangan seorang calon bukan karena keluarganya adalah pejabat petahana, namun karena kinerja elektoral partai yang baik. Kedua, bagi pihak yang merasa bahwa politik dinasti adalah ancaman tentu ini didasarkan kenyataan selama ini. Berdasarkan hasil penelitian Kemendagri tentang politik dinasti dalam waktu sepuluh tahun terakhir, ada sekitar 61 kepala daerah yang berasal dari politik dinasti.

Angka tersebut setara dengan 10 persen dari jumlah keseluruhan kepala daerah di Indonesia. Jika hal tersebut tidak dibatasi maka politik dinasti akan semakin menggurita di kancah demokrasi lokal. Ini tentu berpengaruh kepada kesempatan bagi putra daerah yang lain untuk bisa berkompetisi pada pemilihan kepala daerah.

Masalah krusial lain adalah, aturan yang memperbolehkan terpidana ikut serta dalam Pilkada tidak sinergi dan bertabrakan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada.Padahal, dalam UU No 10 tahun 2016 tentang Pilkada, Pasal 7 ayat (2) huruf g, mengatur berapa pun hukuman yang dijatuhkan maka terpidana tidak boleh maju sebagai calon kepala daerah.

Wakil Ketua KPK Laode M Syarief bereaksi keras atas aturan terpidana percobaan boleh ikut pemilihan kepala daerah dalam PKPU. Baginya aturan tersebut melukai hati rakyat dan tidak pro terhadap pemberantasan korupsi.Dalam akun Twitter-nya, @LaodeMSyarif , Rabu (14/9) Laode Syarif menulis, "Mantan napi korupsi jadi bupati dan mantan napi korupsi dibolehkan ikut pemilihan gubernur lagi. Negeri ini memang sakit," tulis Laode. Laode Syarif  sendiri tak menjelaskan lebih lanjut siapa nama kepala daerah tersebut. Dia juga tak menjelaskan detil siapa mantan napi korupsi yang ikut pemilihan gubernur.

Sebenarnya, dengan teknologi informasi yang serba canggih saat ini, maka cukup mudah bagi publik menilai figur-figur calon yang ada saat ini. Cobalah berselancar di dunia internet, dan menggugling nama-nama itu.

Ketiklah nama-nama calon itu, maka sekejap ribuan cerita tersingkap.. Tak ada cerita baik di sana. Sangat Buruk dan penuh aib. Nama yang sangat mungkin merusak "Susu Sebelanga". Banyak yang berharap nama-nama itu dicoret sebelum gong pesta ditabuh. Tapi apa daya publik dibuat tak berdaya. Sekali lagi, semua itu tidak ada artinya. Semua telah saling sandera. Parpol, penyelenggara, calon dan pemilih sekali lagi telah jatuh dalam politik transaksional sehingga mereka tidak akan pernah ambil pusing dengan kualitas atau hasil pemilu. Bagi mereka pesta adalah uang. Sekali lagi UANG.  Dan tunggulah semua itu akan jadi petaka, sebuah kecelakaan yang melukai hati mereka yang merindukan hidup tanpa rasuah. ***

Berpapasan Tes Kesehatan, Zayat dan ADP Berpelukan

$
0
0
Dua calon walikota kendari berpapasan saat hendak tes kesehatan. foto: SITTI HARLINA
SULTRANEWS- Dua Bakal Calon (Balon) Walikota Kendari, Adriatma Dwi Putra (ADP) dan Muhamad Zayat Kaimoeddin berpapasan di koridor Rumah Sakit Bahteramas, Sabtu (24/9/2016). Kedua pasang balon ini akan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai salah satu kelengkapan syarat dari KPU Kota Kendari. Saat berpapasan, tampak pemandangan yang begitu harmonis, meskipun saling bersaing untuk memenangkan hati masyarakat, kedua balon ini tetap saling merangkul dan berpelukan satu sama lain. Tidak hanya itu, pasangan ini juga saling menyapa satu sama lain. Setelah berpelukan, keduanya kembali menjalani tes kesehatan masing-masing. (LINA)

20 Pasang Balon Kepala Daerah Jalani Tes Narkoba

$
0
0
Kepala BNN Sultra, Fauzan Djamal dan staf. foto: SITTI HARLINA


SULTRANEWS-, Sebanyan 20 pasang Bakal Calon (Balon) kepala daerah dan wakilnya menjalani tes narkoba di Kantor BNN Sultra, Sabtu (24/9/16).

Kepala BNN Sultra, Fauzan Djamal mengatakan bahwa BNN melakukan tes narkotika kepada balon kepala daerah sebagai salah satu syarat bagi kepala daerah sebelum tampil.

"Hari ini kami melakukan pemeriksaan kepada kurang lebih 20 pasang balon yang terdiri dari tujuh kabupaten/kota yang ada di Sultra untuk diambil sampelnya," katanya.

Fauzan menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan kepada balon kepala daerah dan wakilnya itu terdiri dari pemeriksaan darah, urine dan diambil sampel darahnya untuk mengetahui apakah yang bersangkutan menggunakan narkoba atau tidak.

Untuk pemeriksaannya sendiri, BNN Sultra bersedia hingga malam hari bahkan memberikan dispensasi waktu.

"Kami buka sampe malam, tapi kalau tidak cukup waktunya maka akan kami buka kembali besok pagi," ujarnya. (LINA)

Masih Muda, ADP-Sul Optimis Tidak Ada Gangguan Kesehatan

$
0
0
Calon walikota Adriatma Dwi Putra (ADP) menjalani pemeriksaan kesehatan. foto: SITTI HARLINA

SULTRANEWS- Bakal Calon (Balon) Walikota dan Wakil Walikota Kendari, Adriatma Dwi Putra (ADP) dan Sulkarnain (Sul) mengikuti tes kesehatan di Rumah Sakit Bahteramas, Sabtu (24/9/2016).

Pasangan yang merasa masih muda ini sangat optimis akan melalui semua tahapan pemeriksaan kesehatan tanpa ada gangguan yang berarti.

"Optimis tidak ada gangguan kesehatan, lihat saja wajah kami, kami ini masih fresh, masih muda," kata ADP sapaan akrabnya.

Sesuai jadwal yang diberikan KPU Kota Kendari, pasangan ini akan menjalani seluruh rangkaian pemeriksaan kesehatan hingga hari Senin.

"Kami ikut jadwal yang diserahkan KPU kepada kami, hari ini kami ikuti rangkaian pemeriksaan dan beberapa pemeriksaan kesehatan seperti poli gigi, mata kemudian besok (minggu,red) kami lanjutkan tes kejiwaan dan senin psikotes," terangnya.

Tidak hanya menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Bahteramas, tetapi pasangan ini juga akan menjalani tes narkoba di Kantor BNN Sultra. (LINA)

KPU Kota Kendari Belum Terima Surat Pengunduran Diri Paslon

$
0
0


SULTRANEWS-, Salah satu yang menjadi syarat pendaftaran bagi bakal calon Walikota dan Wakil Walikota Kendari yang berasal dari legislator yakni melampirkan surat pengunduran diri dari keanggotaan sebagai anggota dewan.

Ketua Pokja Pencalonan KPU Kota Kendari, Zainal Abidin mengatakan bahwa dari tiga paslon yang mendaftar baru Adriatma Dwi Putra yang menyampaikan surat pernyataan pengunduran diri.

"Dari tiga itu, baru ADP yang menyatakan surat pengunduran dirinya sedangkan Abdul Rasak dan Suri Syahriah belum melampirkan," terangnya, Sabtu (24/9/2016).

Meskipun belum melampirkan surat pernyataan tersebut, namun sudah ada pemberitahuan yang disampaikan dan ditanda tangani untuk mengajukan pengunduran diri.

Zainal menegaskan bahwa setelah ditetapkan sebagai calon, maka paling lambat lima hari setelah itu sudah harus ada peberitahuan dari instansi yang berwenang bahwa yang bersangkutan sedang diproses pengunduran dirinya dan paling lambat 60 hari setelah ditetapkan surat pengunduran dirinya sudah harus keluar. (LINA)

KPU Kendari Verifikasi Berkas Paslon

$
0
0
SULTRANEWS-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Kendari akan melakukan verifikasi terhadap berkas pasangan bakal calon yang telah mendaftarkan dirinya sebagai bakal calon Walikota dan Wakil Walikota kendari. Demikian dikatakan ketua Pokja Pencalonan, Zainal Abidin. "Hingga kemarin pukul 24.00 ada tiga pasang yang mendaftarkan dirinya yakni ADP-Sul, Rasak-Haris dan Zayat-Syahriah. Sejak tanggal 21 kami buka pendaftaran hingga 23 ada tiga paslon yang mendaftar," terangnya, Sabtu (24/9/2016). Setelah menerima semua berkas yang diminta, KPU menyatakan sah saat pendaftaran berlangsung hanya saja pihak KPU masih akan melakukan verifikasi terhadap instansi terkait. "Verifikasi terhadap berkas paslon akan kami lakukan selama seminggu kedepan sejak tanggal 23 dengan melibatkan beberapa instansi terkait seperti Dikbud, Kemenkumham dan Pajak," jelasnya. Ketika melakukan verifikasi terhadap berkas paslon, pihaknya akan melibatkan LO, Panwas dan semua pihak terkait sehingga dalam pemeriksaan tersebut bisa lebih transparan dan tidak ada cela untuk bermain curang. (LINA)

Pasangan Calon Bupati Buton Jalani Tes Kesehatan

$
0
0
Pasangan Umar Samiun-Labakri jalani pemeriksaan kesehatan. foto: SITTI HARLINA
SUARAKENDARI.COM, Bakal Calon (Balon) Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Buton, Umar Samiun dan La Bakrie yang merupakan paslon tunggal ini menjalani serangkaian tes kesehatan di Rumah Sakit Bahteramas, Sabtu (24/9/2016). Kepada sejumlah rekan media, Umar mengatakan bahwa serangkaian tes kesehatan yang dijalaninya hari itu sedikit berbeda dibandingkan lima tahun yang lalu. "Kami lihat kalau tahun ini lebih ketat karena syarat calon dan pencalonan sama, kalau dulu hanya melihat partai sekarang semuanya diperhatikan KTP saja jika kurang maka bisa dicoret, apalagi kesehatan," katanya. Guna mempersiapkan dirinya maka ia dan wakilnya memang betul-betul mempersiapkan dirinya baik secara jasmani maupun rohani. Umar juga mengatakan bahwa ia lebih fokus dalam menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan yang akan ia jalani selama kurang lebih tiga hari. (LINA)

Pemadaman Listrik Bergilir Resahkan Warga

$
0
0
Warga terpaksa menggunakan lilin sebagai penerang akibat pemadaman listrik oleh PLN. foto: YJ

SULTRANEWS-Pemadaman listrik kembali dirasakan masyarakat kota kendari dan sekitarnya. Pemadaman yang sudah berlangsung  dua pekan dilakukan PLN  itu sangat dikeluhkan warga.

Hasanuddin warga Kelurahan Mandonga mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi sangatlah menyusahkan mereka, Pasalnya, dampak dari pemadaman tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya itu,membuat perabotan rumah tangga mereka yang menggunakan listrik rusak.

Hasanuddin berharap kepada pihak pln cabang kendari agar mensosialisasikan atau memberitahukan kepada pelanggan jika listrik akan padam.

”Ini tiba –tiba listrik langsung padam begitu saja,tidak kenal pagi,siang maupun malam,rusak semua kita punya barang elektronik,”ujar Hasanuddin.

Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi dari pihak pln,terkait pemadaman listrik yang dilakukans ecara bergilir.”Kami sebagai warga berharap pln terbuka kepada pelanggan,apa yang menyebabkan pemadaman bergilir kembali terjadi,”ungkap Hasanuddin.

Pemadaman listrik yang terjadi kembali di kendari,terjadi tidak hanya satu jam,melainkan beberapa jam.sehingga dinilai menganggu aktifitas warga.YJ

Dukcapil Kendari: September Batas Akhir Pembuatan E-KTP

$
0
0

SULTRANEWS- Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Kendari hingga kini masih  berpatokan pada surat edaran tentang batas  waktu pembuatan KTP elektronik atau E-KTP, yakni sampai akhir bulan September 2016.

"Isu yang terdengar, bahwa, ada perpanjangan waktu pembuatan E KTP, hingga pertengahan tahun 2017, namun Kami di Dinas Capil Kota Kendari, tetap berpatokan kepada surat edaran yang sebelumnya, yakni, batas pembuatan E-KTP hingga akhir bulan september 2016,"ungkap Kepala Dinas Kependudukan Dan Capil Kota Kendari Muhammad Rizal.

 Untuk itu Dinas Kependudukan Dan Capil Kota Kendari ,tetap menghimbau kepada warga untuk segera membuat E-KTP yang tinggal beberapa hari la
gi dari batas waktu pelayanan.

”Kami menghimbau warga,yang belum membuat E-KTP,untuk segera melakukan perekaman secepatnya sebelum akhir bulan september,”imbuh Muhammad Rizal.

Demi  memudahkan proses perekaman E-KTP bagi warga, pihak Dinas Kependudukan Dan Capil menambah jam pelayanan perekaman hingga hari Sabtu.

”Untuk memberikan layanan perekaman E-KTP bagi warga, kami menambah waktu pelayanan,yang dulunya hanya dari Senin hingga Jumat,kini sudah sampai hari sabtu,”tambah Muhammad Rizal. Kurang lebih 2 ratus ribu wajib  E-KTP di kota kendari, hingga kini sudah 85 persen yang telah melakukan perekaman E-KTP.YJ

Divisi Propam Mabes Polri Lakukan Tes Urin 250 Personil Polda Sultra

$
0
0

Kegiatan tes urine di Polda Sultra. foto: YJ

SULTRANEWS-Sesuai dengan amanah dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian bahwa anggota personil Kepolisian harus bebas dari peredaran gelap narkoba, Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaksanakan tes urin secara dadakan.

Sebanyak 250 personil polisi yang menjalani pemeriksaan urin. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya personil polisi yang menyalahgunkan narkoba.

Saat dikonfirmasi Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Sunarto mengatakan bahwa pemeriksaan tes urin tersebut diperiksa sekaligus dipantau langsung oleh Devisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Mabes Polri.
"Rencananya akan dilaksanakan selama empat hari oleh Devisi Propam Mabes Polri. Dimulai sekitar pukul 07.15 wita," kata Sunarto, Selasa (27/9).

Menurut Sunarto, pemeriksaan itu merupakan agenda rutin yang dilaksanakan oleh Bid Propam Polda Sultra maupun Devisi Propam Mabes Polri dalam rangka untuk mengetahui sejauhmana keterlibatan anggota dalam penyalahgunaan barang haram terlarang tersebut.

"Jadi itu rutin dilaksanakan guna mewujudkan penegakan hukum yang baik. Jadi anggota yang menggunakan narkoba akan ditau melalui tes ini," tuturnya.

Sama halnya dengan Pemeriksa Utama Gaktibplin Div Propam Mabes Polri, Kombes Pol Edi Ciptianto mengungkapkan, kegiatan ini merupakan keputusan langsung dari Kapolri, dimana anggota sebagai aparat yang bertugas dalam hal pemberantasan peredaran gelap narkoba harus bersih dari barang haram tersebut.

"Kita yang mau berantas narkoba tapi kita juga pakai narkoba, maka dari itu kita dulu yang harus bersih. gimana mau bersih kalau dari polisisnya juga makai," pungkasnya.

Masih kata Kombes Pol Edi Ciptianto, pelaksanaan tes urin akan digelar secara menyeluruh ditiap-tiap Polda seindonseia. Lanjutnya, jika dari hasil pemeriksaan ditemukan adanya anggota positif menggunakan narkoba maka tak segan-segan akan diberikan sanksi tegas.

"Ini kami lakukan tidak hanya di Polda Sultra, di Polda lain juga sama. Kalau ada yang positif akan ditindak lanjuti oleh Propam Polda dan tidak ada toleransi," tegasnya. YJ

Kebun Raya Kendari Tuntas 2019

$
0
0
Walikota Kendari, DR Ir Asrun MSc meninjau lokasi rencana pembangunan kebun raya Kendari. foto: ALIN
SULTRANEWS- Pemerintah Kota Kendari berharap pembangunan dalam kawasan Kebun Raya Kendari bias rampung lebih awal dari target yang diperkirakan rampung tahun 2019 mendatang.
Tahun 2016 ini Kebun raya Kendari mendapat alokasi dana sebesar Rp 13 Miliar dari Pemerintah Pusat untuk membangun sejumlah item kegiatan pada pekerjaan tahap pertama.
Walikota Kendari Asrun mengatakan, penataan Kebun raya Kendari menunjukkan progress yang cukup significant. Sejumlah item kegiatan sudah terlihat kemajuan seperti pembangunan pintu gerbang, penataan jalan masuk.
“ Selama ini saya hanya tanda tangan kontrak, sekarang saya cukup puas melihat hasinya dilapangan, dengan kondisi fisik bangunan cukup significant, apalagi fasilitasnya cukup memadai, seperti kawasan berkemah da nada kawasan selfie” ujarnya saat berkunjung di Lokasi Kebun Raya Kendari, Selasa (27/9/2016).
Menurutnya, kawasan berkemah yang telah tersedia di kawasan Kebun Raya Kendari, sehingga kemungkinan kawasan Bumi perkemahan di Kelurahan Abeli dalam akan diganti dengan peruntukkan lain.
Pembangunan Kebun Raya Kendari tahap pertama menelan anggaran sekitar Rp 13 miliar meliputi penataan ruang terbuka pendukung Kebun Raya Kendari sebesar Rp 4,991 miliar dan pembangunan bangunan pendukung Kebun Raya Kendari sebesar Rp7,067 miliar.
Sejumlah bangunan pendukung yang dikerjakan dalam kawasan Kebun Raya diantaranya gerbang Utama dan ticketing, wisma pengelola, visitor centre dan rest area (Restoran dan Mesjid) dan lapangan parkir. ALIN

Pengurus Cabang PGRI se Kota Kendari Dilantik

$
0
0
Suasana penyematan pin bagi pengurus PGRI Kota Kendari. foto: ALIN
SULTRANEWS-Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Kendari Makmur melantik pengurus cabang PGRI se Kota Kendari masa bakti 2016-2021. Usai pelantikan dilanjutkan dengan penyematan pin PGRI yang dilakukan Walikota Kendari Asrun selaku Dewan Penasehat PGRI Kota Kendari. Walikota Kendari mengatakan,Peran guru sangat penting dalam pembangunan. Menurutnya pelantikan ini merupakan bentuk silaturahmi dan inspirasi dalam mewujudkan kendari sebagai kota layak huni. " Kepada PGRI saya minta ikut serta membangun profesionalisme guru, para guru juga harus mendesain model belajar yang inovatif" kata Walikota Makmur akan melakukan penertiban pengurus ditingkat ranting, harus punya data anggota yang jelas untuk menerbitkan kartu anggota. Ketua PGRI Kota Kendari Makmur mengatakan akan melakukan penertiban pengurus PGRI hingga ditingkat ranting. " Saya minta pengurus cabang yang baru dilantik agar mendata semua anggota hingga ditingkat ranting untuk kepentingan pembuatan kartu anggota" ujar kadis Dikbud Kota Kendari ini. ALIN

Tes Narkoba, Seluruh Calon Dinyatakan Negatif

$
0
0
Hidayatullah, Ketua KPU Provinsi Sultra. foto: LINA


SULTRANEWS-Sebanyak 19 pasang atau 38 bakal calon bupati/walikota dan wakilnya dinyatakan negatif dalam hasil tes narkoba. Demikian dikatakan Ketua KPU Sultra, Hidayatullah kepada sejumlah rekan media, Senin (3/10/2016).

"Hasilnya sudah diserahkan kepada kami tanggal 2 Oktober kemarin, semua calon dinyatakan negatif dan tidak ada seorang pun yang diindikasi menggunakan narkoba," terangnya saat di temui di ruang kerja.

Apa yang disampaikannya juga hari itu, ingin menepis isu jika selama ini ada yang mengatakan jika ada balon yang terindikasi menggunakan narkoba.

"Memang ada yang ulang, tapi itu semua bukan karena terindikasi gunakan narkoba melainkan sampelnya kurang," tegasnya.

Sebelumnya, tiga daerah balonnya kembali melakukan tes narkoba di BNN Pusat yakni Kota Kendari, Buton Selatan dan Bombana.

Tidak hanya pada tes narkoba, Dayat juga menegaskan jika kesehatan jasmani, rohani dan tes narkoba semua balon tidak menemui masalah.

"Sebenarnya jika ada yang bermasalah dari tiga tes itu maka hari ini calon harus mengganti pasangan yang bermasalah, tapi inu tidak ada yang bermasalah jadi lanjut lagi," tukasnya. (LINA)

Mahasiswa Pertanyakan Hasil Tes Narkoba Balon

$
0
0


Aksi mahasiswa di kantor KPU Sultra. foto: LINA


SULTRANEWS- Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Pemerhati Demokrasj Sultra (FMPD-Sultra) mendatangi Kantor KPU Sultra, Senin (3/10/2016).

Kedatangan puluhan mahasiswa siang itu untuk mempertanyakan hasil tes narkoba bagi bakal calon yang ikut dalam pilkada serentak di tujuh kabupaten/kota di Sultra.

Erik Marzuki selaku korlap menginginkan agar ada transparansi yang dilakukan terkait hasil tes tersebut.

"Kami minta agar hasil tesnya dibuka, agar kami juga bisa melihat hasilnya," pinta para mahasiswa.

Ketua KPU Sultra, Hidayatullah yang menemui massa aksi mengatakan jika hasilnya negatif dan tidak satupun yang terindikasi menggunakan narkoba.

"Semuanya itu negatif, hanya saja kalau hasilnya itu dikembalikan ke KPU masing-masing, tapi saya juga sudah menanyakan hasilnya," katanya.

Sempat terjadi debat karena massa meminta bukti terkait hasil tes narkoba, namun setelah dijelaskan bahwa hasilnya diserahkan ke kpu masing-masing, akhirnya massa bisa menerima hal tersebut. (LINA

Rumpun Perempuan Bahas Program Prioritas Bagi Calon Pemimpin

$
0
0
ilustrasi


SULTRANEWS-Rumpun Perempuan Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu LSM ternama mengajak beberapa LSM lainnya antara lain, Aliansi Perempuan, Solidaritas Perempuan dan Lembaga Bantuan Hukum terkait beberapa program prioritas yang perlu diperhatikan oleh calon pemimpin dimasa mendatang.

Ketua Rumpun Perempuan Sultra, Husna mengatakan bahwa sebagai seorang calon pemimin sudah harus memikirkan beberapa program yang sangat prioritas bagi masyarakat yang ada di Kota Kendari.

“Kami berdiskusi dari beberapa organisasi yang ada terkait program-program yang sangat penting untuk diperjuangkan, bukan hanya sekedar memilih calon pemimpin tetapi kita juga sudah harus memperhatikan program yang menjadi prioritas,” katanya.

Beberapa program yang dinilainya sangat prioritas bagi calon pemimpin lima tahun mendatang antara lain, kemiskinan yang ada di Kota Kendari, sebagai ibu kota dari provinsi, pemerintah harus memperhatikan hal itu dan bagaimana agar semua elemen yang dikategorikan miskin bisa mendapatkan bantuan secara langsung dan tidak salah sasaran.


 Program berikutnya yang dinilai penting yakni terkait perlindungan social dalam hal ini bagaimana para pekerja bisa mendapatkan apa yang menjadi hak-hak mereka. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat, sarana transportasi umum juga merupakan satu bagian penting dimana contoh yang diberikan yakni Rumah Sakit Abunawas yang sama sekali tidak dilalui angkutan umum, seharusnya pemerintah bisa memikirkan hal tersebut.

Hal lain yang dinilai prioritas yakni terkait kesehatan yang diberikan kepada masyarakat, jika memang sudah ada program kesehatan gratis maka masyarakat tidak perlu lagi dibebankan biaya apapun. Pendidikan juga merupakan salah satu hal penting yang disoroti dalam diskusi kali itu. Pasalnya, banyak pemimpin yang selalu lupa dengan janji yang telah diberikan sebelumnya.

Namun ditegaskan oleh Husna jika pertemuan yang dilakukan hari itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan pasangan calon tertentu.

“Sekali lagi pertemuan kita ini memang fokus untuk membahas terkait program apa yang akan kita titipkan untuk calon pemimpin kita di masa mendatang, tidak merujuk pada calon tertentu,” tegasnya. (LINA)

Kapolda Serahkan 2 Unit Kendaraan Pendukung Operasional Binmas

$
0
0
Kapolda Sultra Brigjen Polisi Drs Agus Sabar Santoso SH MH menyerahkan 2 unit kendaraan pendukung operasional Binmas Polda. foto: YJ

SULTRANEWS-Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara Brigadir Jendral Polisi Drs Agung Sabar Santoso SH MH menyerahkan 2 unit kendaraan pendukung operasional Binmas kepada Direktorat Binmas Polda Sultra dan Polres Kendari Polda Sultra.

Penyerahan berlangsung setelah pelaksanaan apel pagi Senin 4 Oktober 2016 dilapangan apel Polda.
Kedua unit kendaraan tersebut adalah kendaraan khusus yang akan dipergunakan untuk memperkuat jajaran Binmas dalam memberikan pelayanan dan penyuluhan kepada masyarakat.

 Kendaraan tersebut dilengkapi dengan Speaker out door, laptop dan LCD Projector, alat penerangan, traffic coon, Police line, multifunction print scan copy dan lain lain.

Dalam sambutannya Kapolda memerintahkan kepada jajaran Binmas untuk memanfaatkan sebaik mungkin dan menggunakan secara maksimal kendaraan tersebut untuk menunjang tugas tugas Binmas kaitannya dengan upaya pendekatan kepada masyarakat.

“ Hadirkan kendaraan tersebut di setiap kegiatan masyarakat/keramaian masyarakat sekaligus lakukan upaya himbauan kamtibmas. Lakukan upaya perawatan terhadap kendaraan berikut peralatan perlengkapannya sebagai wujud tanggung jawab kepada pimpinan dan masyarakat, disamping itu perawatan juga diperlukan untuk memperpanjang usia pakainya"jelas Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto.

Sunarto menambahkan, bahwa, bantuan berupa 2 unit kendaraan ini merupakan bentuk kepedulian pimpinan Polri untuk memudahkan pelaksanaan tugas anggota di kewilayahan.
"Sementara ini kami terima bantuan sebanyak 2 unit dan langsung kami distribusikan sesuai perintah Kapolda. Skala prioritas pertama adalah untuk mendukung kegiatan Binmas di Direktorat dan di Polres Kendari. Ini akan bertahap, dan nanti diharapkan seluruh jajaran Polres akan menerima dulungan kendaraan jenis ini, "jelasnya.YJ

Kapolda Sultra Perkenalkan Lagu Promoter "Bhayangkara Sejati"

$
0
0
Kapolda Sultra Brigjend Pol Drs Agung Sabar Santoso SH MH memberikan penghargaan kepada salah satu personel Polda Sultra atas nama Bripka Agustinus Caesar. foto: YJ
SULTRANEWS-Apresiasi terhadap prestasi kembali ditunjukkan oleh pimpinan Polda Sultra. Kapolda Sultra Brigjend Pol Drs Agung Sabar Santoso SH MH dengan memberikan penghargaan kepada salah satu personel Polda Sultra atas nama Bripka Agustinus Caesar. Apresiasi dan penghargaan berupa Piagam dan uang pembinaan diterima Bripka Agustinus Caesar dihadapan seluruh personel Polda bertepatan dengan kegiatan apel pagi Senin 3 Oktober 2016 dilapangan apel Mapolda. Bripka Agus Caesar adalah personel Polda Sultra yang telah menciptakan lagu yang berjudul "BHAYANGKARA SEJATI". Lagu ini menjadi istimewa bagi kepolisian terutama Polda Sultra karena seiring dan seirama dengan program yang telah dicanangkan oleh Kapolri dengan sebutan Promoter. Polisi yang Profesional, Modern dan Terpercaya. Lagu ini diharapkan dapat menjadi inspirator dan penyemangat setiap insan Polri dalam mensukseskan Program Kapolri. Kapolda mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada pencipta lagu, bahkan lagu tersebut telah dilaporkan dan mendapatkan apresiasi dari Kapolri. Pada kesempatan tersebut, dilakukan lounching oleh Bapak Kapolda dan bersama sama dinyanyikan oleh seluruh peserta apel, dan akan diperlombakan antar Satker Polda dan jajaran. Kepada Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto, pria yang akrab disapa Caesar ini mengatakan bahwa darah seni mengalir begitu saja dalam dirinya dan telah memiliki groups band sendiri. Pria yang murah senyum ini mengaku begitu cintanya kepada institusi Polri tempat dia mengabdikan diri, sehingga dengan senang hati mempersembahkan lagu "BHAYANGKARA SEJATI" tersebut bagi institusinya. Tidak perlu waktu yang lama baginya untuk membuat lagu tersebut, karena menurutnya program PROMOTER bapak Kapolri cukup mudah untuk dipahami dan dilaksanakan, sehingga menuangkan dalam bentuk lagu sebagai penyemangat kerja Kepolisian juga terasa mudah bagimnya. Kabid Humas Polda Sultra AKBP Sunarto menambahkan, dengan di perkenalkan lagu tersebut akan mensosialisasikan ke seluruh jajaran dan pimpinan mewajibkan semua jajaran untuk bisa menyanyikan lagu tersebut. Bahwa lagu tersebut telah di upload di Yuo Tube dan bisa diunduh. Harapan keluarga besar Polda Sultra tentunya semoga lagu ini bisa menjadi lagu resmi program Promoter Kapolri. "Lagu ini juga akan diperdengarkan pada seminar yang dilaksanakan oleh Siswa Sespati Polri tanggal 4 Oktober besok di auditorium PTIK dihadapan Kapolri" Tutupnya.YJ

Penemuan Mayat di Pelabuhan, Gegerkan Warga Bombana

$
0
0
SULTRANEWS-Warga sekitar pelabuhan Kasipute Kelurahan Kasipute Kecamatan Rumbia, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara (Sultra), di gegerkan dengan penemuan mayat laki-laki yang di ketahui bernama Naming (35). Jasad korban yang merupakan warga kelurahan Boera kecamatan Poleang, Kabupaten Bombana Sulawesi Tenggara (Sultra), pertama kali di temukan oleh seorang perempuan bernama Sutiarti. Saat di konfirmasi, Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Sunarto membenarkan terkait adanya penemuan mayat di sekitar pelabuhan Kasipute, Bombana. Penemuan itu bermula saat Sutiarti tengah asik berenang di sekitar pelabuhan, namun tak berselang lama Sutiarti lalu melihat sesosok jasad seorang pria yang mengapung di sekitar lokasi tersebut, pada Senin (3/10/2016) sekitar pukul 06.20 wita. "Jadi setelah saksi Sutiarti ini melihat, dia langsung menghubungi petugas. Mendapat informasi itu Tim identifikasi Satuan Reskrim (Satreskrim) Polres Bombana langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan melakukan olah TKP," tuturnya, Senin (3/10/2016). Saat di temukan, lanjut Kabid Humas, korban yang memggunakan celana panjang jeans warna biru, menggunakan gelang plastik warna merah pada tengan sebelah kiri, di temukan dalam kondisi tengkurap serta mengeluarkan darah pada hidung. "Hasil olah TKP tidak ditemukan adanya tanda kekerasan, korban masih menunggu hasil Visum Et Repertum oleh pihak RSUD. Untuk dugaan sementara korban meninggal dunia, karena kelebihan dosis mengkomsumsi komix dan miras, sehingga tidak sadarkan diri jatuh di pelabuhan dan terbentur di batu," ujarnya.YJ

Polsek Kemaraya Tangkap pengedar sabu Jaringan Rutan

$
0
0
Tersangka Herman (celana merah) usai diringkus petugas saat menjemput paket diduga berisi narkoba. foto: YJ 

SULTRANEWS-Tim Intelmob dipimpin Ipda Setiyono berhasil meringkus Herman alias Zul, warga  jalan Baronang , Kelurahan Sanua Kecamatan Kendari Barat, Kota Kendari yang menerima paket berupa dus sepatu yang setelah dibuka isi paket ditemukan narkotika jenis sabu yang diperkirakan seberat 20 gram. 

Penangkapan tersebut bertempat di Perwakilan Bus Bintang Selamat jalan S.Parman Kelurahan Kemaraya, Kecamatan Kendari Barat.

Kapolsek Kemaraya,Iptu Fernando mengatakan pihaknya masih mengintensifkan pemeriksaan terhadap pelaku, guna mengungkap jaringan pengedar sabu, serta mengungkap siapa yang mengirim paket barang haram itu kepada pelaku.

Dari Hasil pemeriksaan awal terhadap pelaku,narkoba jenis sabu yang disita dari pelaku dikirim oleh seseorang dari makassar. Pelaku juga mengakudisuruh oleh seseorang dari Rutan untuk mengambil paket kiriman sabu itu di perwakilan Bus penumpang Bintang Selamat.

Sejauh ini belum diketahui apakah narkoba itu akan diperjualbelikan diwilayah kendari,karena masih dalam pengembangan penyidikan. Guna mengungkap pelaku termasuk jaringan pengedar narkoba diwilayah kendari atau tidak.YJ

Protes KPK, Ribuan Pendukung Nur Alam Berunjuk Rasa

$
0
0
Aksi unjuk rasa pendukung Nur Alam memprotes KPK. foto: YJ
SULTRANEWS-Seribuan massa pendukung Gubernur Nur Alam Selasa (4/10) menggelar aksi damai memprotes penetapan tersangka terhadap Nur Alam oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Massa menganggap penetapan tersangka tak lebih sebagai  fitnah kepada Nur Alam.

Massa menggelar aksi dengan berorasi di lapangan parkir eks MTQ,  dan selanjutnya menuju kantor DPRD dan Pengadilan Tinggi Sultra untuk menyampaikan aspirasi.

Aksi massa ini dikawal ratusan personil polisi dari Polres Kendari dan diback up personil dari shabara Polda sultra demi melakukan pengamanan aksi.

Bagi pengunjuk rasa, tuduhan terhadap Nur Alam atas kasus dugaan korupsi sangatlah tidak rasional, bahkan terkesan terburu-buru dan diakui sarat dengan nuansa politis.

Prosedur dan mekanisme pemberian izin tambang yang dilakukan Nur Alam sebagai Gubernur, sebelumnya secara resmi telah dinyatakan clear and clean oleh Kementerian ESDM, sehingga dinilai tidak ada celah untuk melalukan tindakan korupsi seperti yang dituduhkan atau disangkakan.

Selain itu, tuduhan korupsi terhadap Nur Alam merupakan konspirasi politik dan politisasi hukum yang dilakukan oleh kelompok pengusaha dijakarta yang kepentingannya dinilai tidak diakomodir, sehingga melakukan berbagai upaya dan cara-cara memanfaatkan oknum aparat hukum untuk menjatuhkan kredibilitas Nur Alam sebagai seorang Gubernur.

Bahkan kasus dugaan korupsi Nur Alam sudah diselidiki oleh Kejaksaan Agung dan dinyatakan tidak ada indikasi tindak pidana sehingga harus dihentikan penyidikannya.
Seperti diketahui Nur Alam,Gubernur Sultra sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK terkait dugaan korupsi pemberian izin usaha pertambangan.

Kasus itu tengah bergulir di KPK dan tengah memeriksa beberapa orang saksi terkait kasus itu.Atas kasus itu pula Nur Alam mengajukan praperadilan ke pengadila  negeri jakarta atas penetapannya sebagai tersangka oleh KPK,dan pada hari selasa(4/10)sidang perdana praperadilan Nur alam dimulai.YJ
Viewing all 221 articles
Browse latest View live